Aktivitas profit taking mendominasi pasar obligasi rupiah hari Rabu (19/3) setelah pasar rally mencapai year to date tinggi kemarin. Namun, dukungan yang layak masih ditemukan di pasar karena penjualan berat mendorong yield lebih tinggi berkisar antara 3 – 4 bps untuk obligasi likuid tenor 10 tahun dan tenor 15 tahun. Sementara itu, Departemen Keuangan juga melakukan buyback langsung, dengan target obligasi jangka sangat pendek yang jatuh tempo sampai 2 tahun.
Yield indikatif:
Obligasi Yield Terkini
SPN (1 th) 6.40%
FR60 (3 th) 7.28%
FR69 (5 th) 7.64%
FR70 (10 th) 7.89%
FR71 (15 th) 8.39%
FR68 (20 th) 8.47%
Obligasi Indon berusaha diperdagangkan lebih tinggi pada sesi pagi hari karena memiliki sedikit risiko – sentimen di New York semalam, namun aksi profit-taking segera diikuti setelah London masuk.Indon44 diperdagangkan setinggi 108.70 (+0.45 poin) sebelum diperdagangkan kembali ke tingkat tidak berubah (108.25)saat penutupan.
Dengan yield US Treasury pada tingkat rendah dari kisaran baru-baru ini, dan spread pada kondisi yang sangat ketat tahun ini, mungkin perlu alasan lain jika Indon akan diperdagangkan lebih ketat lagi dari tingkat yang sekarang. Malam ini akan keluar pernyataan FOMC, dan tidak ada perubahan yang signifikan diharapkan terjadi dari Yellen.
Analis masih akan mengamati krisis Ukraina, yang akan mempengaruhi sentimen risiko dan yield US Treasury. Kisaran yield US Treasury tenor 10 tahun harus dalam kisaran 2.60% – 2.82% dengan kisaran jangka panjang adalah 2.50% – 3.00%.
Yield indikatif:
Obligasi Yield
Indon14 0.50%
Indon24 4.82% (tidak berubah), spread T+216 (tidak berubah)
Indon44 6.14% (tidak berubah), spread T+254 (tidak berubah)
Indo CDS dalam kisaran harga 175/185. Yield US Treasury tenor 10 tahun adalah 2.67%.
Bella Dona/Senior Equity Analyst at Vibiz Research?VM/VBN
Editor: Jul Allens
—
Distribusi: Vibiznews
Speak Your Mind