Aksi Ambil Untung Lebih Kuat, Pasar Uang Domestik Melambat


shadow

Financeroll  –  Pada perdagangan Jumat (10/4)  nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah sebesar 58 poin menjadi Rp 12.962 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 12.904 per dolar AS.  Meski melemah, mata uang rupiah masih berada dalam kisaran yang stabil seiring dengan Bank Indonesia yang masih menjaga fluktuasinya.  Sementara  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu  bertahan di level 5.500, akhirnya menjauh  dengan koreksi 9 poin. Investor asing kembali melepas saham.  Meski dibuka positif, IHSG akhirnya bergerak fluktuatif  antara zona hijau dan merah. Investor asing kembali memilih lakukan aksi ambil untung.

Kurs  rupiah masih memiliki sentimen positif yang datang dari dalam negeri yakni fundamental ekonomi Indonesia yang diekspektasikan masih dapat tumbuh ke depannya.  Beberapa kebijakan pemerintah yang dikeluarkan dalam rangka menjaga ekonomi domestik diharapkan segera dilaksanakan agar rupiah terjaga jika sewaktu-waktu muncul sentimen eksternal terutama kenaikan suku bunga AS (Fed fund rate).   Kondisi devisa cadangan Indonesia juga masih cukup positif meski pada periode Maret 2015 mengalami penurunan menjadi USD  111,6 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Februari 2015 sebesar USD  115,5 miliar. 

Turunnya cadangan devisa wajar akibat stabilisasi nilai tukar rupiah yang dilakukan Bank Indonesia (BI)  agar sesuai dengan fundamental, dan itu memang salah satu tugas BI untuk menjaganya, dan itu lumrah dilakukan oleh bank sentral di dunia.  Meski cadangan devisa menurun,  kondisinya masih cukup sehat dan mampu mendukung sentimen negatif eksternal dan masih dapat menopang kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.  Sementara itu, kurs tengah BI  pada Jumat (9/4) ini tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp 12.910 dibandingkan hari sebelumnya, Kamis (9/4) di posisi Rp12.973 per dolar AS.

Dari bursa saham, menutup perdagangan Sesi I, menipis 3,476 poin (0,06%) ke level 5.497,424 terkena aksi ambil untung. Saham-saham lapis dua yang terkena koreksi cukup dalam.  Investor domestik masih lakukan aksi beli selektif di saham-saham unggulan. Hanya dua sektor industri yang masih bisa menguat.

Pada  akhur perdagangan  IHSG ditutup menipis 9,560 poin (0,17%) ke level 5.491,340. Sementara Indeks LQ45 ditutup berkurang 2,673 poin (0,28%) ke level 953,210.  Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 74,914 miliar di seluruh pasar.  Tercatat perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 200.980 kali dengan volume 5,834 miliar lembar saham senilai Rp 5,297 triliun. Sebanyak 112 saham naik, 163 turun, dan 107 saham stagnan.  Rata-rata bursa di Asia menutup perdagangan hari ini dengan positif kecuali pasar saham Jepang. Penyatuan Bursa Hong Kong dan China membuat perdagangan lebih semarak.

Di sisi lain, berikut situasi dan kondisi bursa regional sore ini Indeks Nikkei 225 melemah 30,09 poin (0,15%) ke level 19.907,63, Indeks Hang Seng menanjak 328,00 poin (1,22%) ke level 27.272,39, Indeks Komposit Shanghai melonjak 76,78 poin (1,94%) ke level 4.034,31, dan  Indeks Straits Times naik 4,75 poin (0,14%) ke level 3.465,05. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*