Akhirnya, Perusahaan Jepang Naikkan Gaji Pegawai

Perusahaan utama Jepang, termasuk Toyota dan Panasonic mengatakan mereka akan meningkatkan upah karyawan untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun lalu. Hal ini dilakukan untuk melaksanakan rencana perdana menteri Shinzo Abe menjelang kenaikan pajak penjualan bulan depan.

Kesepakatan itu terjadi saat perusahaan menyelesaikan pembicaraan tahunan tenaga kerja. Negosiasi diawasi ketat untuk melihat apakah perusahaan besar akan mau mengeluarkan dana kenaikan gaji pekerja atau tidak, di tengah kekhawatiran tentang ancaman perlambatan ekonomi akibat kenaikan pajak itu.

Sektor otomotif Jepang adalah target utama dari kenaikan gaji ini, sebab semua produsen mobil jepang berhasil mencatat keuntungan besar dari ekspor dan pelemahan yen.

“Kami akan meningkatkan gaji karyawan rata-rata JPY 2.700 per bulan, sementara mereka juga akan mendapatkan bonus rata-rata 6,8 bulan,” ujar Toyota.

Sebelumnya, serikat pekerja Toyota menginginkan kenaikan gaji kurang JPY 4.000. Namun, nilai kenaikan yang didapat hanya sekitar 0,8 persen dari tingkat upah saat ini.

Sementara Nissan juga mengatakan karyawan akan mendapatkan kenaikan gaji sekitar JPY 3.500 lebih setiap bulan, dan bonus senilai 5,6 bulan gaji reguler. Bonus biasanya dibayarkan secara sekaligus dua kali setahun , tapi itu tidak dijamin kompensasi.

Sektor elektronik yang mengalami kerugian dalam beberapa tahun terakhir juga melakukan kenaikan upah tenaga kerja. Tercatat, beberapa nama besar seperti Hitachi dan Panasonic sudah menaikkan upah sebesat JPY 2.000 per bulan.

Selain itu, toko ritel Lawson telah setuju untuk kenaikan upah pertama dalam 12 tahun terakhir.

Meski sudah menaikkan gaji bulanan, tetapi kenaikan gaji dari perusahaan-perusahaan itu masih terlalu kecil bagi negara yang telah menderita deflasi selama bertahun-tahun itu.

Rencana pertumbuhan ekonomi perdana menteri Shinzo Abe yang dijuluki Abenomics ditujukan untuk membalikkan penurunan harga dan untuk memicu inflasi yang akan mengakibatkan harga menjadi lebih tinggi.

Jepang juga akan menerapkan kenaikan pajak penjualan menjadi 8 persen pada 1 April mendatang dari 5 persen. Kenaikan ini dianggap penting untuk menurunkan utang besar nasional Jepang, tapi ada kekhawatiran kenaikan itu bisa membebani belanja konsumen dan mengerem pertumbuhan ekonomi.

Abe telah menyerukan perusahaan-perusahaan Jepang untuk menaikkan gaji pekerja sehingga dapat memiliki lebih banyak uang untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari.

Tapi kekhawatiran kembali muncul setelah data pertumbuhan ekonomi Jepang mengalami pertumbuhan pada kecepatan yang lebih lambat dari yang diperkirakan tahun lalu.

Sedangkan indikator utama kepercayaan konsumen jatuh pada bulan Februari, dengan kemungkinan kekhawatiran lebih lanjut tentang kesulitan membeli barang konsumsi.

Rizki Abadi/Journalist at Vibiz Research/VM/VBN

Editor: Rimba Laut

Pic : npr


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*