Archives for December 2015

Harga Emas Turun Lagi Tertekan Dolar AS

INILAHCOM, Chichago – Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun lagi pada Rabu atau Kamis (31/12/2015) pagi WIB, karena dolar AS menunjukkan penguatan.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari turun 8,2 dolar AS, atau 0,77 persen, menjadi menetap di 1.059,80 dolar AS per troy ons.

Indeks dolar AS naik pada Rabu, menambah tekanan terhadap emas, kata para analis. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.

Minyak juga turun karena indeks minyak mentah WTI berkurang 1,16, atau 3,06 persen, menjadi 36,72 pada pukul 19.30 GMT. Analis mengatakan bahwa harga emas sering mengikuti minyak karena investor melihatnya untuk lindung nilai taruhan mereka terhadap inflasi yang akibatkan minyak.

Tentang data ekonomi pada Rabu, indeks penjualan “pending home” (rumah yang pengurusannya belum selesai) di AS menurun 0,9 persen menjadi 106,9 pada November dari angka direvisi Oktober, menurut National Association of Realtors.

Tren jangka panjang untuk emas tetap sangat “bearish” menurut para analis karena The Fed menaikkan suku bunganya pada Desember, yang terjadi meski semula diharapkan untuk penundaan kenaikan suku bunga sampai 2016.

Kenaikan suku bunga The Fed mendorong para investor menjauh dari emas dan beralih ke aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengeenakan suku bunga. Sampai pertemuan FOMC Desember belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika.

Perak untuk pengiriman Maret turun 8,6 sen, atau 0,62 persen, menjadi ditutup pada 13,842 dolar AS per troy ons. Platinum untuk pengiriman April turun 19,6 dolar AS atau 2,20 persen, menjadi ditutup pada 872,60 dolar AS per troy ons. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Recovey AUDUSD masih tertahan

shadow

Financeroll- AUDUSD masih terperangkap dalam range yang sempit pada perdagangan pagi ini, liburnya sebagian pasar utama dunia dan minimnya indikator ekonomi yang signifikan jelang libur akhir tahun membuat pergerakan kurang bergairah. Pada grafik M30 AUDUSD membentuk pola candle in neck line dengan RSI moderat dan stochastic meningkat sedangkan volume cenderung bergerak decrease menggambarkan bullish yang terbatas dari AUDUSD belum sepenuhnya di dukung oleh pasar. Untuk pergerakan selanjutnya apabila AUDUSD masih tertahan dibawah resisten 0.7303 maka ada potensi AUDUSD bisa tergelincir kembali dengan perkiraan harge retrace ke area 0.7273.
Support : 0.7282, 0.7273, 0.7263
Resisten: 0.7296, 0.7299, 0.7303

Saran transaksi : untuk mengetahui lebih jauh tentang sinyal trading silahkan undang PIN BB 51D84C5D

Hendi-Financeroll


Distribusi: Financeroll Indonesia

Stok AS Naik, Harga Minyak Turun Lebih dari 3%

INILAHCOM, New York – Harga minyak mentah turun lebih dari tiga persen pada Rabu atau Kamis (31/12/2015) pagi WIB, dengan Brent meluncur menuju posisi terendah 11-tahun, setelah persediaan AS secara tak lazim meningkat dan tanda-tanda Arab Saudi akan terus menambah kelebihan pasokan global.

Persediaan minyak mentah di Amerika Serikat, produsen minyak terbesar di dunia, naik 2,6 juta barel pekan lalu, kata Badan Informasi Energi AS (EIA). Analis yang disurvei oleh Reuters telah memperkirakan penarikan 2,5 juta barel.

Stok mencapai rekor tertinggi di pusat pengiriman Cushing, Oklahoma, untuk minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI). Bensin dan minyak pemanas juga membukukan penambahan stok lebih besar dari perkiraan.

“Dalam semua tahun saya telah melakukan hal ini, saya belum pernah melihat penambahan stok pada minggu terakhir bulan Desember,” kata Tariq Zahir, pedagang minyak mentah berjangka di Tyche Capital Advisors di Long Island, New York.

“Setidaknya untuk alasan konsekuensi pajak, penyuling selalu mengurangi persediaanya di akhir tahun, dan ada penarikan. Ini adalah yang pertama bagi saya.” Chris Jarvis, analis di Caprock Risk Management di Frederick, Maryland, menyebutnya “hanyalah data bearish penunjuk dalam banyak rangkaian yang telah mendominasi tahun 2015 dan kemungkinan akan berlanjut menuju ke 2016”.

Namun, harga minyak mentah tidak kehilangan banyak setelah penurunan awal mereka pada data EIA. Beberapa dikaitkan dengan volume tipis, musim liburan. Kontrak bulan depan WTI diperdagangkan hanya lebih dari 240 juta barel pada Rabu, sekitar setengah dari tingkat yang terlihat dua pekan lalu, data Reuters menunjukkan.

Brent, patokan minyak dunia, menetap turun 1,33 dolar AS atau 3,5 persen menjadi 36,46 dolar AS per barel. Brent sempat mencapai serendah 36,35 dolar AS, kurang dari 40 sen dari posisi terrendah 11 tahun pada pekan lalu.

WTI mengakhiri sesi dengan turun 1,27 dolar AS atau 3,4 persen menjadi 36,60 dolar AS per barel.

Harga minyak mentah telah jatuh dua pertiga sejak pertengahan 2014 karena melonjaknya produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan Amerika Serikat menciptakan surplus global antara setengah juta hingga dua juta barel per hari.

Ali al-Naimi, Menteri Perminyakan Arab Saudi, tokoh utama OPEC, mengatakan kerajaannya tidak akan membatasi produksi, Wall Street Journal melaporkan.

Konsumsi energi Tiongkok pada 2015 tumbuh pada tingkat terendah sejak 1998, kantor berita resmi Xinhua mengatakan, menambah tekanan turun pada pasar. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

IHSG Menuju Level 5.000

Jakarta – Analis Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe mengatakan, indeks harga saham gabungan (IHSG) pada akhir tahun ini ditutup pada level yang cukup aman di atas level psikologis 4.500 dan selanjutnya akan menguji level psikologis 4.700. Kiswoyo optimistis level tersebut dapat jebol dan menuju level 5.000.

Sepanjang 2015, IHSG di Bursa Efek Indonesia terpangkas 12,13% ke level 4.593,01. Kapitalisasi pasar saham Indonesia juga turun Rp 355 triliun (6,79%) dari Rp 5.228 triliun pada akhir Desember 2014 menjadi Rp 4.873 triliun per 28 Desember 2015. Namun demikian, pertumbuhan IHSG dalam enam tahun terakhir (2009 hingga 28 Desember 2015) masih positif, dengan pertumbuhan return akumulatif 79,82% atau tertinggi kedua setelah indeks bursa Filipina dalam jajaran bursa utama dunia.

Kiswoyo menilai, polesan window dressing kurang maksimal karena imbas dari keterlambatan The Fed menaikkan suku bunga acuannya, Fed funds rate (FFR). “FFR baru dinaikkan pada Desember 2015, sehingga penguatan IHSG tidak sesuai dengan proyeksi awal. Tapi, overall sudah bagus The Fed sudah memberikan kepastian. Intinya, semua ketidakpastian berakhir tahun ini. Harapannya, tahun depan sudah tidak ada lagi gejolak,” ucap dia kepada Investor Daily, Jakarta, Rabu (30/12).

Adapun penurunan volume transaksi saham tahun ini dinilai wajar mengingat tingginya volatilitas sepanjang tahun. Apalagi trader Indonesia, menurut Kiswoyo, bukan tipikal yang berani cut loss.

Kiswoyo menilai, ke depan, harga komoditas yang relatif masih rendah tidak terlalu berdampak negatif pada kinerja emiten berbasis komoditas dan IHSG. Hal itu mengingat Indonesia mulai berupaya mengubah basis ekonomi dari sektor komoditas ke sektor manufaktur.

Secara terpisah, analis LBP Enterprises Lucky Bayu Purnomo menuturkan, IHSG ditutup pada level 4.593 akhir tahun ini karena pasar menilai belum menemukan momentum tepat untuk kembali ke pasar. Masih banyak sentimen yang perlu diperhatikan terutama dari dalam negeri, seperti kebijakan dan suku bunga Bank Indonesia (BI).

BI rate yang dipertahankan pada 7,5% masih dinilai berada pada level yang terlalu tinggi. BI hingga akhir tahun pun tak kunjung memberikan ruang perubahan,” kata dia.

Selain itu ada faktor anjloknya harga komoditas dan nilai tukar rupiah sepanjang 2015. Lucky juga menilai iklim politik di dalam negeri tidak menunjang investasi di pasar modal. 

Investor Daily

Nuriy Azizah/EN

Investor Daily


Distribusi: BeritaSatu – Pasar Modal

Dolar AS Menguat di Tengah Perdagangan Tipis

INILAHCOM, New York – Kurs dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya di New York pada Rabu atau Kamis (31/12/2015) pagi WIB, di tengah perdagangan tipis di musim liburan.

Mengingat peningkatan yang cukup besar dalam kondisi-kondisi pasar tenaga kerja tahun ini dan keyakinan bahwa inflasi akan naik, pedagang percaya bahwa Federal Reserve AS, bank sentral, akan melanjutkan kenaikan suku bunganya pada 2016.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,18 persen menjadi 98,3 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan di New York, euro jatuh menjadi 1,0924 dolar AS dari 1,0939 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,4828 dolar AS dari 1,4829 dolar. Dolar Australia turun ke 0,7286 dolar AS dari 0,7302 dolar.

Dolar AS dibeli 120,854 yen Jepang, lebih tinggi dari 120,38 yen pada sesi sebelumnya. Dolar bergerak turun menjadi 0,9872 franc Swiss dari 0,9913 franc Swiss, tapi naik menjadi 1,3898 dolar Kanada dari 1,3821 dolar Kanada. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal