Archives for March 2015

PT Bank Mutiara Mengganti Identitas Menjadi J Trust Indonesia


shadow

Financeroll – Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Mutiara Tbk memutuskan untuk mengganti identitas bank menjadi PT Bank J Trust Indonesia setelah sejak tahun lalu perusahaan investasi asal Jepang itu menguasai saham perseroan.

Ahmad Fajar, Direktur Utama Bank Mutiara, mengatakan pergantian nama tersebut diharapkan dapat mempercepat pembangunan kultur korporasi yang sama dengan J Trus Group. Dia menambahkan, Perubahan nama akan efektif setelah mendapat persetujuan Kementrian Hukum & HAM dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Yang kami utamakan internalisasi dahulu, 3-6 bulan persiapan secara bertahap, semuanya termasuk ganti logo,” jelas Fajar seusai RUPS. Dia berharap, izin bisa didapat dari regulator pada Juni 2015.

Sebagaimana diketahui, J Trust Co. Ltd masuk menjadi pemegang saham Bank Mutiara lewat proses tender yang digelar pemilik sebelumnya, yakni Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). J Trust membeli 99,07% saham Bank Mutiara seharga Rp4,5 triliun atau yang tertinggi diantara peserta tender lainnya.

Sebelumnya, LPS sebagai pemilik juga pernah mengganti entitas lama bank, yakni Bank Century menjadi Bank Mutiara pada 2010 sebagai bentuk rebranding.

Fajar menekankan Bank Mutiara akan tetap menggeluti fokus bisnis yang telah dibuat sebelumnya, yakni menyasar segmen ritel dan usaha mikro, kecil, &menengah. Saat masih bernama Bank Century, bank ini dahulu lebih fokus di segmen korporasi.


Distribusi: Financeroll Indonesia

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Meraup Penjualan Rp2,19 Triliun


shadow

Financeroll – Produsen jamu PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) mampu meraup penjualan sebesar Rp2,19 triliun pada tahun lalu. Namun, angka itu turun 7,3% dari tahun sebelumnya Rp2,37 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan, disebutkan laba bersih Sido Muncul justru meningkat 2,2% menjadi Rp415,19 miliar dari tahun sebelumnya Rp405,94 miliar.

Emiten berkode saham SIDO tersebut, membukukan beban pokok penjualan sebesar Rp1,35 triliun, lebih rendah dari tahun sebelumnya Rp1,28 triliun. Laba kotor yang diraih Sido Muncul sebesar Rp839,56 miliar dari Rp989,71 miliar pada 2013.

Laba sebelum pajak yang dicetak emiten jamu ini sebesar Rp545,65 miliar dari Rp582,65 miliar pada tahun sebelumnya. Laba bersih tahun berjalan mencapai Rp415,19 miliar dari Rp405,94 miliar.

Pendapatan komprehensif mencapai Rp414,2 miliar dari Rp406,93 miliar. Laba bersih per saham dasar naik tipis menjadi Rp27,68 dari tahun sebelumnya Rp27,08.

Hingga 31 Desember 2014, total aset Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul mencapai Rp2,82 triliun, dari tahun sebelumnya Rp2,95 triliun. Liabilitas mencapai Rp186,74 miliar dari Rp326,05 miliar dan ekuitas Rp2,63 triliun dari Rp2,62 triliun.


Distribusi: Financeroll Indonesia

PT Impack Pratama Industri Bukukan Laba Rp176,5 Miliar


shadow

Financeroll – Emiten produsen plastik polikarbonat PT Impack Pratama Industri Tbk. (IMPC) membukukan laba bersih pada tahun lalu sebesar Rp176,5 miliar, naik 24,12% dibandingkan perolehan setahun sebelumnya Rp142,19 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan Senin (30/3/2015), disebutkan laba bersih per saham dasar juga meningkat menjadi Rp404,03 dari tahun sebelumnya Rp326,89.

Emiten berkode saham IMPC tersebut meraup penjualan bersih sebesar Rp1,41 triliun pada tahun lalu, lebih tinggi dari tahun sebelumnya Rp1,24 triliun.

Beban pokok penjualan IMPC pada tahun lalu juga meningkat menjadi Rp884,63 miliar dari Rp817,4 miliar. Sehingga, laba kotor yang diraup perseroan mencapai Rp528,62 miliar dari Rp424,21 miliar.

Impack Pratama Industri mencetak laba usaha pada tahun lalu sebesar Rp387,56 miliar dari Rp73,37 miliar. Laba sebelum pajak sebesar Rp355,32 miliar dari Rp247,65 miliar.

Laba tahun berjalan sebesar Rp289,79 miliar dari Rp185,66 miliar. Laba komprehensif tahun berjalan sebesar Rp289,7 miliar dari Rp185,78 miliar pada 2013.

Hingga 31 Desember 2014, total aset Impack Pratama Industri mencapai Rp1,73 triliun, dari Rp1,64 triliun pada 2013. Liabilitas sebesar Rp751,76 miliar dari Rp888,74 miliar dan ekuitas Rp984,94 miliar dari Rp756,07 miliar.


Distribusi: Financeroll Indonesia

PT Indosat Menderita Kerugian Sebesar Rp1,99 Triliun


shadow

Financeroll – Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk. (ISAT) masih menderita kerugian bersih sebesar Rp1,99 triliun sepanjang tahun lalu, lebih rendah 27,8% dibandingkan dengan setahun sebelumnya yang juga rugi Rp2,75 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan, disebutkan rugi bersih per saham dasar juga dapat ditekan menjadi Rp365,70 dari tahun sebelumnya Rp511,97.

Sepanjang tahun lalu, Indosat berhasil meraup pendapatan bersih Rp24,08 triliun tumbuh 0,9% dibandingkan dengan setahun sebelumnya Rp23,85 triliun. Pendapatan selular masih menjadi kontributor utama sebesar Rp19,48 triliun dari Rp19,37 triliun pada 2013.

Beban pendapatan Indosat pada tahun lalu sebesar Rp23,41 triliun, naik dari tahun sebelumnya Rp22,34 triliun. Laba usaha emiten berkode saham ISAT itu merosot tajam menjadi Rp679,93 miliar dari periode 2013 yang mencapai Rp1,5 triliun.

Akan tetapi, rugi sebelum pajak yang dicetak Indosat melorot menjadi Rp1,93 triliun akhir tahun lalu dari Rp3,35 triliun pada 2013. Rugi tahun berjalan juga lebih rendah menjadi Rp1,85 triliun dari Rp2,66 triliun.

Hingga akhir 2014, total aset Indosat mencapai Rp53,25 triliun dari tahun sebelumnya Rp54,52 triliun. Liabilitas sebesar Rp39,05 triliun dari Rp38 triliun dan ekuitas Rp14,19 triliun dari Rp16,51 triliun.


Distribusi: Financeroll Indonesia

PT Unilever Indonesia Meraup Laba Bersih Senilari Rp5,7 Triliun


shadow

Financeroll – Emiten konsumer PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) meraup laba bersih senilai Rp5,73 triliun pada tahun 2014, naik tipis 7,2% dibandingkan dengan setahun sebelumnya Rp5,35 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan, disebutkan laba per saham dasar yang diraih Unilever juga naik menjadi Rp752 pada tahun lalu dari setahun sebelumnya Rp701.

Penjualan bersih yang diraup emiten berkode saham UNVR tersebut pada tahun lalu mencapai Rp34,51 triliun, tumbuh 12,2% dari tahun sebelumnya Rp30,75 triliun.

Unilever mencatat beban penjualan pada tahun lalu mencapai Rp17,4 triliun, lebih tinggi dari tahun sebelumnya Rp14,97 triliun. Sehingga, laba kotor yang diraup mencapai Rp17,09 triliun dari Rp15,77 triliun.

Laba usaha Unilever sepanjang tahun lalu mencapai Rp7,76 triliun dari sebelumnya Rp7,16 triliun. Laba sebelum pajak sebesar Rp7,67 triliun dari Rp7,15 triliun.

Hingga 31 Desember 2014, total aset Unilever Indonesia mencapai Rp14,28 triliun dari Rp12,7 triliun setahun sebelumnya. Liabilitas mencapai Rp9,68 triliun dari Rp8,44 triliun dan ekuitas Rp4,59 triliun dari Rp4,25 triliun.


Distribusi: Financeroll Indonesia