Archives for March 2015

Kurs Rupiah Hari Ini Tanggal 31 Maret 2015 Malam Hari

Hari ini 31 Maret 2015 Malam Hari

Nilai tukar kurs Rupiah di spot market hari ini adalah :

– terhadap mata uang US Dollar (USD IDR) di harga = Rp.13073

– terhadap mata uang Singapore Dollar (SGD IDR) di harga = Rp.9504

– terhadap mata uang Australia Dollar (AUD IDR) di harga = Rp.9932

– terhadap mata uang Euro (EUR IDR) di harga = Rp.14021

– terhadap mata uang Jepang Yen (JPY IDR) di harga = Rp.108

– terhadap mata uang Chinese Yuan Renminbi RMB (CNY IDR) di harga = Rp.2108

Pantauan nilai tukar kurs rupiah tersebut adalah berdasarkan pada harga spot pasar mata uang yang sebenarnya.

Gainscope FX

Update harga kurs berdasarkan jam : 21:05  WIB 

(tr)

Menperin Saleh Husin : Resmikan Penambahan Lini Produksi Coca-Cola Amatil Indonesia


shadow

1

Menteri Perindustrian Saleh Husin berfoto bersama (dari kiri) Group Chairman of Coca-Cola Amatil (CCA) David Gonski, Kepala BKPM Franky Sibarani, CEO and Chairman The Coca-Cola Company Muhtar Kent, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, dan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel seusai menekan tombol tanda peresmian lini produksi Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) di Cikedokan, Bekasi, 31 Maret 2015

FINANCEROLL – Bekasi, Menteri Perindustrian Saleh Husin meresmikan penambahan dua lini produksi Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) di Cikedokan, Bekasi, Selasa (31/3). Saat ini, pabrik CCAI di Cikedokan yang berdiri di atas lahan seluas 10 ha telah memiliki lima lini produksi untuk minuman berkarbonasi, jus, dan isotonik.

“Saya memberikan apresiasi kepada CCAI sebagai pelopor dalam industri minuman di Indonesia yang produknya telah dipasarkan secara langsung kepada lebih dari 500 ribu pelanggan ritel baik di daerah perkotaan maupun pedesaan,” ujarnya.

Peresmian tersebut juga dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, Kepala BKPM Franky Sibarani, Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake, CEO and Chairman The Coca-Cola Company Muhtar Kent, Group Chairman of Coca-Cola Amatil (CCA) David Gonski, dan Group Managing Director CCA Alison Welson.

Dalam tiga tahun terakhir, CCAI telah meresmikan 18 lini produksi baru dari total 9 pabrik yang tersebar di Cikedokan, Cibitung, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Medan, Padang, dan Lampung serta telah beroperasi di 85 pusat distribusi di seluruh Indonesia. CCAI juga memiliki lebih dari 2.800 pemasok sumber bahan dasar minuman, jasa dan barang yang tidak terkait dengan produk.

Sebagai perusahaan PMA, nilai investasi CCAI telah mencapai USD 90 juta pada tahun 2014 dengan kapasitas produksi minuman ringan sebesar 67.774.022 liter/tahun dan mampu menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 12.000 orang (belum termasuk tenaga kerja tidak langsung seperti agen dan pengecer).

Bahkan, seiring dengan berkembangnya pasar Indonesia sebagai salah satu yang terpenting bagi rencana pengembangan bisnis Coca-Cola, maka The Coca-Cola Company kembali melakukan investasi di Indonesia senilai USD 500 juta. Investasi tersebut akan disuntikan melalui ekspansi pabrik, peningkatan kapasitas produksi, dan pengembangan sumber daya manusia sehingga diharapkan dapat mendorong pembangunan ekonomi nasional.

Menperin menegaskan, pembangunan lini produksi CCAI di Cikedokan diharapkan dapat menjadi wahana pendorong bagi penambahan produk minuman nasional pada umumnya sekaligus melanjutkan pembangunan industri nasional sehingga makin handal di tahun-tahun yang akan datang.

Di samping itu, Menperin menyampaikan mengenai peranan penting industri makanan dan minuman (termasuk tembakau) terhadap kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) non migas, yang mencapai 36,94% dan pertumbuhan sektor tersebut terhadap industri non-migas sebesar 8,80%. Selain itu, industri makanan dan minuman mampu menyerap tenaga kerja langsung lebih dari 1,6 juta orang pada tahun 2014.

Lanjut Menperin, nilai ekspor industri agro pada periode Januari – September 2014 mencapai USD 31,37 miliar atau 35,72% terhadap ekspor industri pengolahan nasional, dimana meningkat sebesar 12,69% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sedangkan, kontribusi produk makanan, minuman dan tembakau pada penerimaan devisa melalui ekspor pada periode Januari – September tahun 2014 mencapai USD 1,64 miliar.

Nilai investasi PMDN Industri Makanan dan Minuman pada Januari – September 2014 sebesar Rp. 13,93 triliun atau meningkat sebesar 7,95% dari periode yang sama tahun 2013. Investasi sektor industri makanan dan minuman memberikan kontribusi sebesar 33,3% dari total investasi PMDN sektor industri. Di sisi lain, nilai investasi PMA sektor industri ini mencapai USD 2,54 miliar atau meningkat 71,34% dibandingkan periode tahun sebelumnya. Investasi sektor industri makanan memberikan kontribusi sebesar 25,09% dari total investasi PMA.

Menperin mengimbau kepada pelaku usaha untuk terus melakukan upaya peningkatan mutu, produktivitas dan efisiensi di seluruh rangkaian proses produksi, termasuk juga peningkatan kompetensi sumber daya manusia serta kegiatan penelitian dan pengembangan. “Pemerintah Pusat dan Daerah saat ini sedang mengupayakan berbagai perbaikan di bidang iklim usaha termasuk insentif bagi dunia usaha, perbaikan dan peningkatan infrastruktur, perbaikan akses dunia usaha kepada lembaga keuangan, serta kebijakan lainnya yang dapat mempercepat pengembangan sektor industri,” tegasnya.

Mengenai pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir tahun 2015, Menperin menyatakan, industri agro dengan subsektor industri pangan olahan menjadi salah satu prioritas dalam tahap persiapan melalui pembentukan working group. “Working group ini menjadi media harmonisasi bagi setiap negara anggota ASEAN di bawah koordinasi ASEAN Consultative Committee on Standard and Quality for Prepared Foodstuff Product Working Group (ACCSQ-PFPWG),” ungkapnya.

Menperin juga menegaskan, pengembangan industri ke depan harus berorientasi kepada penguatan seluruh mata rantai produksi agar tercipta pembangunan industri yang berkelanjutan dengan struktur dan kapabilitas industri yang tangguh serta nilai tambah yang tinggi. Selanjutnya, pembangunan industri nasional juga harus didorong pembentukan jejaring industri secara nasional.

Untuk itu, diharapkan semua pelaku usaha industri dalam negeri bersama-sama dengan Pemerintah dapat menghimpun kekuatan nasional dalam menghadapi tantangan persaingan pasar antar ASEAN serta pemenuhan pasar dalam negeri dengan terus meningkatkan kinerja sektor industri sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Minyak Turun di Asia Jelang Tenggat Pembicaraan Nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA — Harga minyak turun di perdagangan Asia, Selasa (31/3), karena para pedagang memantau upaya terakhir antara kekuatan global dan Iran untuk mencapai kesepakatan program nuklir Teheran dan pengurangan sanksi yang dikenakan pada produsen minyak mentah itu.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) turun 67 sen menjadi 48,01 dolar AS per barela, sementara minyak mentah Brent berkurang 41 sen menjadi 55,88 dolar AS dalam perdagangan sore. United Overseas Bank Singapura mengatakan harga “jatuh karena meningkatnya harapan kesepakatan nuklir dengan Iran”.

Para menteri luar negeri kekuatan utama dunia yang dipimpin AS berpacu mencapai tenggat waktu Selasa tengah malam untuk memakukan kerangka kerja kesepakatan yang mereka harapkan akan menempatkan bom atom di luar jangkauan Republik Islam itu.

“Ada pertemuan maraton terjadi di semua tempat. Ada
beberapa masalah yang belum diselesaikan. Ini adalah masalah penting,” seorang perunding Iran di kota Lausanne, Swiss, mengatakan pada Senin.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry, di Lausanne sejak Rabu untuk serangkaian pertemuan terbaru dengan mitranya dari Iran Mohammad Javad Zarif, Senin, mengatakan masih ada pekerjaan yang harus dilakukan.
“Masih ada beberapa masalah yang sulit,” kata Kerry kepada CNN. “Kami bekerja sangat keras untuk bekerja melewati itu. Kami bekerja sampai larut malam dan jelas sampai besok.”

Pembicaraan intensif dimulai kembali di Swiss menjelang batas waktu Selasa 31 Maret 2015 untuk kesepakatan nuklir awal dengan Iran. Para menteri luar negeri dari enam negara utama yang disebut P5+1 — terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Tiongkok, Rusia dan Jerman bertemu mitra mereka dari Iran, di tengah harapan terobosan setelah hampir 18 bulan perundingan.

Mereka ingin memberi batasan yang akan mencegah Iran memproduksi cukup bahan bakar untuk senjata nuklir dalam waktu satu tahun. Sementara Iran menegaskan program nuklirnya untuk tujuan damai, sehingga menuntut sanksi yang melumpuhkan dicabut.

Para pejabat Iran dan Barat telah mengatakan secara terpisah bahwa kesepakatan sangat mungkin, tetapi beberapa masalah masih harus diselesaikan. Dengan cadangan minyak terbesar keempat dan cadangan gas terbesar kedua di dunia, industri energi merupakan hal terpenting dalam perekonomian Iran, tetapi telah terpukul keras oleh embargo Amerika dan Eropa yang dikenakan sejak 2012.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Bursa Saham Korsel Menguat

INILAHCOM, Seoul – Bursa saham Korea Selatan berakhir menguat, Selasa (31/03/2015). Itu di tengah ekspektasi bahwa bank sentral China kemungkinan menurunkan tingkat suku bunga lebih lanjut.

Indikator utama Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) naik 10,99 poin atau 0,54 persen, menjadi 2.041,03 pada penutupan. Volume perdagangan mencapai 547,25 juta saham senilai 5,29 triliun won atau US$4,77 miliar. Harapan menyebar di antara beberapa investor bahwa bank sentral hna (PBOC) akan memangkas suku bunga lebih lanjut setelah bank sentral memutuskan untuk memperlonggar peraturan tentang kredit pemilikan rumah.

Gubernur PBoC Zhou Xiaochuan mengatakan dalam Forum Boao untuk Asia (BFA) 2015 yang berakhir pada Senin, bahwa perlu untuk memantau apakah ekonomi Tiongkok akan jatuh ke dalam deflasi, meningkatkan harapan penurunan suku bunga lebih lanjut. Selain harapan untuk stimulus moneter di Tiongkok, peluncuran pelonggaran kuantitatif di Eropa dan harapan kenaikan suku bunga Federal Reserve AS datang setelah Juni membantu merangsang sentimen pasar. Asing meningkatkan kepemilikan saham sebesar 41 miliar won namun investor institusi dan ritel asing-masing menjual saham senilai sembilan miliar won dan 25 miliar won.

Saham-saham berkapitalisasi besar berakhir bervariasi. Penggerak utama pasar Samsung Electronics bertambah 0,7 persen, dan produsen mobil utama Hyundai Motor naik 1,5 persen. Raksasa chip memori Hynix naik 0,2 persen, tetapi operator seluler nomor satu SK Telecom turun 0,5 persen. Naver, mesin pencari yang paling banyak digunakan, turun 0,3 persen, dan Cheil Industries kehilangan 1 persen. Mata uang Korea Selatan berakhir pada 1.109,5 won terhadap greenback, turun 4,6 won dari penutupan Senin (30/03/2015). [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Rp13.063, Rupiah Menguat 12 Poin

INILAHCOM, Jakarta – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (31/03/2015) sore, bergerak menguat sebesar 12 poin. Rupiah menjadi Rp13.063 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.075 per dolar AS.

“Sentimen positif dari dalam negeri cukup positif menjelang data inflasi dan neraca perdagangan Indonesia yang diekspektasikan positif oleh pelaku pasar uang di dalam negeri,” ujar Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Selasa (31/03/2015).

Ia memproyeksikan laju inflasi masih tetap rendah atau tidak berbeda jauh dengan Februari 2015 lalu dan neraca perdagangan Indonesia yang masih dalam tren perbaikan akan berlanjut. “Itu menandakan kondisi ekonomi Indonesia yang stabil sehingga dalam jangka menengah dan panjang akan menopang mata uang rupiah,” jelas dia.

Ia mengharapkan mata uang rupiah berpotensi melanjutkan kenaikannya saat data inflasi dan neraca perdagangan Indonesia sesuai ekspektasi pasar sehingga mata uang rupiah kembali bergerak di bawah level Rp13.000 per dolar AS. Ia menambahkan meski pada Maret 2015 ada kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, namun inflasi ke depan juga diperkirakan masih tetap stabil menyusul adanya musim panen di beberapa daerah, April 2015 sehingga mengimbangi sentimen dari kenaikan BBM.

Di sepanjang tahun ini, menurut dia, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga masih relatif baik di kawasan Asia menyusul ekspektasi pasar bahwa the Fed belum akan menaikan suku bunganya (Fed fund rate) dalam waktu dekat. “Adanya spekulasi bahwa the Fed akan menunda kenaikan Fed fund rate pada pertengahan tahun ini, mendorong aset mata uang berisiko masih diminati oleh investor,” kata dia.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa (31/3) ini tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.084 dibandingkan hari sebelumnya, Senin (30/3) di posisi Rp13.086 per dolar AS. [aji]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal