Yuan Mundur 0,28 Persen Ditengah Menguatnya Dolar

Nilai tukar yuan di Shanghai mundur 0,2 persen menjadi 6,7556 per dolar pada 10:53, jatuh ke posisi terendah enam tahun dan memperluas kerugian sampai minggu ketiga. Yuan diperkirakan akan berada di level 6,75 di akhir tahun ini. Di Hong Kong, yuan offshore jatuh sebanyak 0,28 persen menjadi 6,7666, dekat level terendah sejak perdagangan dimulai pada tahun 2010.

Mata uang ini sedang berada di bawah tekanan yang semakin meningkat akhir-akhir ini, dengan beberapa spekulasi para analis yang mengatakan bahwa bank sentral telah mengurangi dukungan setelah yuan memasuki cadangan IMF pada 1 Oktober dan juga karena dolar naik ke tertinggi dalam tujuh bulan. Onshore yuan telah menurun dalam semua sesi kecuali hanya satu sesi dalam bulan ini setelah The People’s Bank of China menerapkan nilai tukar tertimbang untuk yuan dan juga didukung oleh data nilai ekspor yang terburuk sejak bulan Februari lalu.

Yuan diperdagangkan di Shanghai telah menurun 1,2 persen bulan ini sebagai ekspektasi kenaikan suku bunga AS memicu reli dolar. Mata uang sekarang hanya 1,1 persen dari 6,83, tingkat di mana Tiongkok mematok nilai tukar yuan setelah krisis keuangan global tahun 2008. Ini adalah perubahan dari periode Agustus-September, ketika pembuat kebijakan diduga menopang yuan sebelum KTT Kelompok 20 dan memasukkan yuan ke Special Drawing Rights Dana Moneter Internasional.

Deutsche Bank AG memprediksi bahwa permintaan Tiongkok untuk greenback akan naik dalam tiga bulan ke depan karena konversi mata uang dan pinjaman kuota ulang di tahun baru dan bank menumpuk lebih banyak dolar untuk mempersiapkan pengeluaran kartu kredit di luar negeri yang lebih tinggi selama Tahun Baru Tiongkok pada akhir Januari 2017.

Mata uang AS telah menguat akhir-akhir, dikarenakan kemungkinan Fed akan menaikkan tingkat suku bunga tahun ini naik hingga 68 persen dari hanya 12 persen pada awal Juli.

Selasti Panjaitan/ VMN/VBN/ Senior Analyst Stocks-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*