Waspada Fenomena 'Super Dolar AS'

Jakarta -Dalam 3 tahun ke depan, Indonesia masih akan dihadang penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Istilah ‘super dolar AS’ akan membuat mata uang negeri paman sam ini perkasa hingga Rp 13.400.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengungkapkan, penguatan dolar AS diperkirakan akan terus berlanjut‎, jika perbaikan ekonomi AS terus terjadi. Suku bunga acuan di AS akan naik, dan ini bakal menarik dana-dana di pasar kembali ke negara tersebut.

“Diperkirakan recovery (pemulihan ekonomi) AS stabil tahun depan dan seterusnya, kalau recovery bunga akan naik, akan terjadi tekanan terhadap mata uang lain termasuk rupiah, arus dana akan kembali ke sana, ini harus diwaspadai,” ujar Destry kepada detikFinance, Senin (11/5/2015).

Destry menjelaskan, perbaikan ekonomi AS ini mau tidak mau akan menekan semua mata uang negara lain, termasuk Indonesia. Isu kenaikan suku bunga AS oleh bank sentralnya, yaitu The Fed, membuat ketidakpastian di pasar, posisi dolar AS di tahun ini diperkirakan akan berada di level Rp 13.300.

Bahkan, di tahun depan, ‎seiring dengan dinaikkannya tingkat suku bunga, dolar AS akan lebih menguat di level Rp 13.400.

“Tahun ini nggak mungkin naik (suku bunga acuan AS), kemungkinan tahun depan akan dinaikkan 50 bps (basis poin). Sampai akhir tahun ini dolar bisa Rp 13.300‎, tahun depan Rp 13.400,” sebut dia.

Meski begitu Destry menyebutkan, Indonesia tidak perlu khawatir berlebihan. Secara historis, Indonesia punya pertumbuhan ekonomi yang baik. Investasi masih akan tetap masuk dan bisa mendorong ekonomi Indonesia.

“Mestinya nggak usah terlalu khawatir, investasi akan tetap masuk jika infrastruktur berjalan di track yang benar, jadi nggak perlu ketakutan, tren AS menguat iya, tapi bukan berarti Indonesia nggak tumbuh,’ tegas dia.

(drk/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*