Wall Street Naik Setelah Data Pekerjaan AS Menguat

INILAHCOM, New York – Saham-saham di Wall Street berakhir melonjak, Jumat atau Sabtu (05/12/2015) pagi WIB. Itu setelah laporan pekerjaan AS yang mantap membuat kasus Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga Desember menjadi lebih kuat.

Dow Jones Industrial Average melompat 369,96 poin, atau 2,12 persen, menjadi berakhir pada 17.847,63. Indeks S&P 500 naik 42,07 poin, atau 2,05 persen, menjadi berakhir 2.091,69. Indeks komposit Nasdaq melonjak 104,74 poin, atau 2,08 persen, menjadi 5.142,27.

Total gaji tenaga kerja non pertanian meningkat 211.000, November 2015, mengalahkan perkiraan pasar sebesar 200.000, dan tingkat pengangguran tidak berubah pada lima persen. Demikian Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, Jumat (04/12/2015).

Penghasilan rata-rata per jam naik empat sen dari Oktober menjadi US$25,25, November 2015. Selama tahun ini, angka tersebut naik sebesar 2,3 persen. Laporan itu keluar sebelum pertemuan kebijakan bank sentral AS yang dijadwalkan 15-16 Desember, ketika investor memperkirakan The Fed akan bergerak menaikkan suku bunganya.

Ketua The Fed Janet Yellen minggu ini memberikan penilaian optimistis atas ekonomi AS pada dua kesempatan berbeda, menandakan bahwa dia siap menaikkan suku bunganya akhir bulan ini, mencegah kejutan di pasar-pasar atau ekonomi.

“Kurva menjadi lebih curam setelah laporan pagi ini menunjukkan komunikasi Yellen ‘keras dan jelas’: The Fed akan menaikkan suku pada Desember dan data sekarang sedang diawasi terutama untuk menentukan seberapa cepat suku bunga naik tahun depan dan seterusnya,” tegas kepala ekonom di FTN Financial Chris Low.

Para pedagang juga mengaitkan beberapa keuntungan Jumat dengan pemulihan setelah dua sesi terakhir dilanda aksi jual besar-besaran. Dalam berita ekonomi lainnya, defisit barang dan jasa AS mencapai US$43,9 miliar pada Oktober, naik U$1,4 miliar dari tingkat direvisi US$42,5 pada September, menurut Departemen Perdagangan AS.

Di luar negeri, ekuitas Eropa memperpanjang kerugian mereka pada Jumat setelah Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk menurunkan suku bunga fasilitas deposito sebesar 10 basis poin pada Kamis, dengan indeks patokan FTSE 100 Inggris turun 0,59 persen. Di Asia, saham China melemah tajam pada Jumat, dengan indeks komposit Shanghai jatuh 1,67 persen, karena kerugian saham keuangan kelas berat menyeret indeks.

Untuk minggu ini, tiga indeks utama mencatat keuntungan kecil, dengan Dow, S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik 0,3 persen, 0,1 persen dan 0,3 persen. Indeks Volatilitas CBOE, sering disebut sebagai ukuran ketakutan Wall Street, turun 18,22 persen menjadi berakhir di 14,81 pada Jumat.

Di pasar lain, dolar AS naik terhadap mata uang utama lainnya karena laporan penggajian non pertanian mendukung ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga akhir bulan ini. Pada akhir perdagangan di New York, euro jatuh menjadi US$1,0869 dari US$1,0970 di sesi sebelumnya, sementara dolar AS dibeli 123,18 yen Jepang, lebih tinggi dari 122,36 yen pada sesi sebelumnya.

Harga minyak turun karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengakhiri pertemuan tanpa perjanjian untuk mengurangi produksi. Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik setelah dolar AS menunjukkan pelemahan, bersama dengan short covering oleh para pedagang.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari naik US$22,9 atau 2,16 persen, menjadi menetap di US$1.084,10 per ounce. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*