Wall Street Masih akan Tertekan ke Depan

INILAHCOM, New York – Bursa saham Wall Street saat ini sedang menerima sentimen negatif dari dunia politik.

Menurut kajan Goldman Sachs bisa saja kebijakan politik yang tidak populer saat ini di AS akan berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi AS ke depan.

Dalam sebuah catatan, bank investasi ini agenda politik Presiden Donald Trump yang sudah mendapatkan hambatan politik bipartisan. Agenda tersebut misalnya tentang reformasi pajak dan rencana pencabutan Undang-Undang Perawatan Terjangkau.

Sentimen positif di Wall Street yang menular ke bursa saham global kian redup hanya dalam dua pekan masa jabatannya. “Risiko negatif telah muncul tak lama setelah pemilu,” tulis Goldman seperti mengutip cnbc.com.

Perlawanan terhadap larangan masuk ke AS untuk negara mayoritas muslim tidak hanya berasal dari kalangan oposisi tetapi juga dari anggota Partai Republik sendiri.

Kondisi ini juga menahan antusiasme investor. Dampaknya memicu gerakan bursa saham seperti roller-coaster pada pekan lalu. Investor memahami pembatasan imigrasi.

“Sementara kerja sama bipartisan tampak mungkin beberpa masalah berikutnya, lingkungan politik tampaknya akan terpolarisasi. Ini menunjukkan bahwa isu-isu membutuhkan dukungan bipartisan karena sulit untuk mengatasinya.”

Dengan kondisi ekonomi yang cenderung negatif setelah pemilu akan dapat menumpulkan kekuatan pertumbuhan ekonomi ke depan.

Beberapa tindakan Gedung Putih mencoba mengingatkan kalau Trump menindaklanjuti janji-janji kampanye. Khususnya untuk masalah perdagangan dan imigrasi. Walaupun cenderung menganggu untuk pasar keuangan dan ekonomi riil.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*