Tiongkok Alami Defisit Perdagangan Setelah 3 Tahun Surplus

Tiongkok menghasilkan defisit perdagangan yang langka di bulan Februari setelah impor meningkat tinggi melebihi perkiraan, demikian data resmi menunjukkan Rabu (08/03).

Ekspor turun 1,3 persen dari tahun sebelumnya pada bulan Februari terhadap analis jajak pendapat Reuters memprediksi kenaikan 12,3 persen, tetapi impor melonjak 38,1 persen dari tahun lalu, mengalahkan perkiraan dari lompatan 20 persen.

Angka-angka dibandingkan terhadap 7,9 persen kenaikan tahunan dari ekspor pada bulan Januari dan kenaikan 16,7 persen pada impor.

Dengan tingginya impor tersebut membuat defisit perdagangan langka $ 9,15 miliar untuk Februari, pertama kali sejak Februari 2014, demikain Administrasi Umum Bea Cukai mengatakan. Pada bulan Januari, Tiongkok mencatat surplus perdagangan sebesar $ 51,35 miliar.

Analis memperingatkan bahwa data pada bulan Januari dan Februari dapat terdistorsi oleh selama libur seminggu Tahun Baru Imlek, dengan bisnis melambat dari waktu ke depan dan banyak perusahaan skala kembali operasi atau penutupan. Liburan jatuh pada tanggal 28 Januari tahun ini, 11 hari lebih awal dari tahun lalu.

Tiongkok sebelumnya melaporkan ekspor naik 4,2 persen dari tahun sebelumnya pada bulan Februari dalam hal berdenominasi yuan, sementara impor melonjak 44,7 persen dari tahun lalu.

Pengiriman Tiongkok ke AS naik 11,5 persen pada Februari dari segi yuan dari tahun sebelumnya. Impor dari AS naik 41,0 persen.

Doni/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center 
Editor : Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*