Tingkatan Kedewasaan Trader

Memang bukanlah hal yang mudah untuk menjadi trader yang dikatakan sukses. Bukanlah hal yang gampang seperti membalikkan telapak tangan untuk menjadi berhasil di dalam forex. Terkadang melalui perjalanan dan proses yang begitu panjang dan terasa berat, namun jika ada yang bisa bertahan dalam proses tersebut, maka trader tersebut akan merasakan buahnya di kemudian hari.

Agar menjadi seorang yang profesional, di bidang apapun ada tahapan yang dilalui untuk mencapainya, begitu juga untuk di forex, inilah tahapan atau tingkatan kedewasaan dari trader :

1. Tingkat Unconscious Incompetence

Inilah tahapan mula-mulanya, pada tingkatan ini seringkali trader tidak paham kenapa tidak bisa profit besar, namun hanya profit kecil-kecilan saja, bahkan untuk profit kecil-kecilan ini biasanya hanya karena keberuntungan saja.

Biasanya di tahap ini, trader lebih sibuk dengan mencari intikator dan strategi, karena yang di yakininya bahwa semakin banyak indikator maka semakin bagus sinyal yang di dapat, padahal justru kadang malah bertambah ruwet untuk menentukan sinyal mana yang harusnya di ikuti. Untuk mendapatkan sinyal bagus, terkadang 1 indikator saja sudah cukup. Sebenarnya tidak ada trader yang suksesnya karena keberuntungan, karena bila trader tidak tahu apa yang dilakukannya, maka cepat atau lambat loss akan menyapa.

Percaya diri dari trader tingkat unconcious incompetence ini datangnya dari faktor keberuntungan dan bukan dari strategi yang mereka gunakan. Sehingga bila terjadi posisi loss mereka cenderung cepat dikuasai emosi, sehingga terkadang melakukan averaging di saat posisi loss agar posisi kembali menjadi profit, namun yang terjadi malah loss menyeretnya jauh kedalam.

Persentase trader yang lulus dari level ini dan naik ke level selanjutnya hanya sekitar 10% saja, sedangkan yang 90% nya membiarkan loss membengkak dan terjadi MC, sehingga merasa trauma dan tidak ingin melanjutkan trading lagi.

2. Tingkatan Holy Grail Seeker Trader

Setelah melampaui tingkatan pertama, trader yang dapat melewatinya kini sadar bahwa ia tidak bisa trading bila tidak mempunyai kemampuan untuk trading, sehingga trader di tingkatan kedua ini mulai mencari-cari sistem yang sempurna yaitu sistem yang 100% bisa menghasilkan profit dan tanpa loss sedikitpun, sehingga sistem ini bisa di katakan sebagai Holy Grail.

Trader di tingkatan ini mulai membaca-baca artikel dan ebook mengenai forex dari berbagai penulis, mulai membeli sistem yang ada di internet, membeli robot,menggunakan berbagai indikator, sampai mencoba menebak harga saham. Bahkan seringkali menanyakan kepada senior pertanyaan-pertanyaan yang kadang di anggap “bodoh”. Karena di tingkatan ini trader merasa haus akan semua ilmu agar mendapatkan sistem yang baik.

Biasanya dari 10%  yang lulus dan berhasil naik ke tingkat selanjutnya hanya sekitar 7% saja, dan  3%nya masih berada di tingkat 2 atau bahkan mundur dan berhenti karena tidak menemukan sistem yang di rasa sempurna.

3.  Tingkatan “The Eureka Moment”

Di tingkatan ketiga ini trader sudah menyadari bahwa tidak masalah pada sistemnya, baik itu sistem yang rumit atau sistem yang sederhana, asalkan bisa mendapatkan profit maka bukan masalah. Di sini trader sudah menyadari meskipun menggunakan strategi yang sederhana , tapi di tambah pemikiran dan analisis serta MM yang benar maka sudah bisa menjalankan trading dengan baik.

Lalu trader mulai menambah ilmunya dengan membaca buku mengenai psikologi trading dan mulai mengamati berbagai karakter seperti yang dijelaskan di buku, maka di dapatilah pencerahan. Yaitu bahwa, tidak mungkin ada orang yang bisa memprediksi secara akurat apa yang akan terjadi kemudian , bahkan beberapa detik kemudian.

Setelah pencerahan tersebut, trader mulai mengkombinasikan apa yang di perolehnya dari belajar sistem dan membaca buku mengenai karakter tadi, sehingga menghasilkan sistem trading yang sesuai dengan karakter. Hasil dari kombinasi tersebut adalah profit menjadi lebih banyak.

Trader di tahap ini mulai bisa tenang di dalam melakukan transaksi trading, sekalipun di saat trading stop loss yang di pasangnya kena, tetapi trader tidaklah emosi, hal ini dikarenakan trader sudah sadar bila tidak seorangpun bisa memprediksi dan itu bukan kesalahan trader.

Sehingga di lain waktu, trader hanya trading di saat mengetaui bahwa peluang untuk proift lebih besar bila dibandingkan lossnya.

Dulunya yang selalu mengabaikan money management, sekarang mulai mempelajari tentang money management 2% risk

Dari 7% trader yang ada di level ini, hanya sekitar 5% yang berhasil maju ke level berikutnya.

4. Tingkatan Concious Competence

Setelah melewati 3 tahapan tadi, trader di tingkatan ini hanya trading bila mendapatkan sinyal saja, bila tidak maka tidak akan melakukan trading.

Untuk melalukan cut loss di sini trader sudah melakukannya dengan mudah, bahkan semudah melakukan take profit. Karena trader sudah memberikan tahu strategi yang di lakukannya akan memberikan banyak profit daripada lossnya. Sehingga cut loss yang di lakukan tadi hanya sebuah risk dari money management 2% risk yang sudah diperkirakan sebelumnya.

Awalnya trader mulai menargetkan profit perharinya di 20 point, lalu di tingkatkannya terus-menerus, ketika di rasa apa yang dilakukannya sudah berhasil.

Memang ini bukanlah akhir dari segala usaha, sehingga trader masih meneruskan usahanya dengan membetulkan strategi, mengontrol emosi dan tetap berpegang pada money management. Proses pada tahapan ini memakan waktu sekitar 6 bulan, dan bisa hanya 3% yang sanggup melanjutkan ke tingkatan selanjutnya dari 5% trader yang ada.

5. Tingkatan Unconscious Competence

Tahapan inilah yang di cari oleh semua broker di seluruh dunia, karena tidak hanya hasil trading yang memuaskan, bahkan trader bisa trading secara alami, karena sudah menguasai semua yang perlu dikuasainya. Sekarang market bukanlah musuh melainkan teman yang bisa di ajak bermain, kemana market pergi , trader sudah tahu arah yang harus di tempuhnya.

Dan di tahapan ini hanya ada 3% trader yang bisa mencapai  tingkatan ini. ( yn)

Speak Your Mind

*

*