Tambah Utang Obligasi, Laju TBIG Terkoreksi

PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) berencana untuk kembali menambah utang obligasinya. Tak tanggung-tanggung perseroan akan menerbitkan obligasi valas senilai total US$ 500 juta. Uniknya, penerbitan obligasi tersebut tidak dilakukan secara langsuung oleh perseroan melainkan melalui anak usahanya.

TBIG melalui anak usahanya TBG Global Pte. Ltd menerbitkan obligasi senilai US$ 500 juta yang akan di pinjamkan kembali kepada Tower Bersama Singapore Pte. Ltd (TBS), yang merupakan anak usaha TBIG lainnya, baru dari TBS dana tersebut diserahkan kepada TBIG yang akan digunakan untuk melakukan rfinancing atas utang yang jatuh tempo di tahun 2014 ini.

Jika melihat laporan keuangan tahun buku 2013, TBIG memiliki besaran nilai liabilitas yang sudah lebih dari 3 kali lipat daripada nilai ekuitasnya. Hal ini tentunya membuat nilai beban keuangan di tahun lalu mengalami peningkatan menjadi Rp 726,7 miliar padahal di tahun 2012, beban keuangan hanya sebesar Rp 467 miliar. selain itu banyaknya utang dalam valuta asing juga menimbulkan rugi kurs sebesar 799 miliar.

Melirik kinerja TBIG sepanjang 2013, perseroan mampu bukukan pertumbuhan pendapatan mencapai 56,84%. Pertumbuhan pendapatan ini juga meningkatkan perolehan laba yang mampu tumbuh sebesar 45,73% dari tahun 2012. Naiknya perolehan laba bersih juga berdampak langsung pada peningkatan nilai EPS menjadi Rp. 260 per saham atau tumbuh 44,44% dari tahun 2012. Hal ini menunjukan bahwa di tengah kinerja yang cukup baik, TBIG memiliki besaran nilai utang yang cukup tinggi.

Di perdagangan hari ini TBIG dibuka pada level Rp 6.225 atau turun sebesar 50 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya. hingga berita ini dibuat, level Rp 6.250 masih menjadi level pergerakan harian tertinggi bagi TBIG dan belum menunjukan penguatan lagi.

Secara teknikal, TBIG tunjukan penguatan yang cukup drastis sejak awal april ini. nampaknya indkator RSI dan Stochastic yang masih bersama-sama menguat menuju area jenuh beli masih mendukung peningkatan harga. indikator MA5 yang masih menguat juga sejalan dengan pergerakan harga. namun investor juga tetap perlu mewaspadai terjadinya aksi ambil untun setelah penguatan yang terjadi sejak awal april. Dengan kondisi ini diperkirakan harga masih akan bergerak pada kisaran support Rp 6.150 hingga Rp 6.300.

 

Adam Nugroho/Junior Analyst Equity Research at Vibiz Research/VM/VBN

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*