Tahun depan, prospek emas semakin suram

JAKARTA. Kemerosotan harga emas diprediksi tidak akan berakhir hingga pengujung tahun ini. Di tahun 2016, tekanan harga emas masih akan berlanjut.

Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, pelaku pasar akan kembali mengamati seberapa besar peluang The Fed untuk menaikkan suku bunga lagi. Jika dilihat dari berbagai data ekonomi, termasuk tingkat pekerja dan inflasi AS saat ini sudah memenuhi target The Fed.

“Saya melihat kenaikan suku bunga akan terjadi lagi tahun depan mengingat saat ini ekonomi global pun berangsur-angsur pulih,” kata Faisyal.

Memang pertumbuhan ekonomi China saat ini masih melambat. Di kuartal III-2015 pertumbuhan ekonomi China berada di angka 6,9%. Bahkan di tahun depan pertumbuhan ekonomi negeri Tiongkok diprediksi lebih lambat dari tahun ini. Namun, perlu diingat bahwa Bank Sentral China (PBoC) terus menggelontorkan stimulus moneter.

Kebijakan tersebut dapat membantu ekonomi China. Faisyal melihat harga emas tahun depan berpotensi lebih suram dari tahun ini. “Harga emas tahun 2016 mungkin akan bergerak di area US$ 800 – US$ 1.200 per ons troi,” lanjutnya.

Dalam jangka pendek, outlook emas pun belum terlihat positif. Jika data pertumbuhan ekonomi AS kuartal III-2015 yang dirilis pekan depan positif, Faisyal menduga emas akan turun di kisaran US$ 1.000 per ons troi.

Mengutip Bloomberg, Kamis (17/12) pukul 14.28 WIB, harga emas kontrak pengiriman Februari 2016 di Commodity Exchange tergerus 0,86% ke level US$ 1.067,5 per ons troi.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*