Surplus Perdagangan Dongkrak Penguatan Rupiah Terhadap Dolar AS

Jakarta -Nilai tukar rupiah akhirnya menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah beberapa hari sebelumnya melemah tajam. Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) mencatat dolar melemah menjadi Rp 11.798 dari Rp 11.969.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung menyatakan penguatan rupiah disebabkan oleh laporan neraca perdagangan Indonesia pada bulan Mei 2014, yang mencatatkan surplus tipis sebesar US$ 69,9 juta.

“Ya pasti, kan sudah ketahuan ada beberapa faktor yang sebabkan pelemahan salah satunya neraca perdagangan yang defisit. Begitu surplus ada hope lagi,” ungkap CT di kantornya, Jakarta, Selasa (1/7/2014)

Surplus neraca perdagangan seiring dengan ekspor yang meningkat menjadi US$ 14,83 miliar dan impor menurun menjadi US$ 14,76 miliar. Menurut CT ini merupakan hasil yang luar biasa.

“Neraca perdagangan kita juga walaupun kecil tetap surplus. Ini kan sesuatu yang luar biasa, ini perlu kita syukuri,” sebutnya.

Tren surplus bisa berlanjut terus. Bahkan lebih besar bila persoalan mineral dan batubara (minerba) selesai. “Kalau seandainya masalah minerba ini beres misalnya, ya tentu nanti bukan cuma berlanjut kecil, namun juga berlanjut besar,” kata CT.

Sekarang pemerintah dan perusahaan tambang tengah melakukan renegosiasi. Diharapkan selesai dalam waktu dekat. “Negosiasinya belum selesai, kalau selesai mereka sudah memenuhi kewajiban sesuai UU yang ada dan PP (peraturan pemerintah) yang ada maka ekspor segera akan berjalan,” tukasnya.

(mkl/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*