Suku Bunga The Fed Naik, Bagaimana Pengaruhnya pada Bunga Kartu Kredit?

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Untuk pertama kalinya sejak 2006, Federal Reserve (The Fed) mengumumkan bahwa mereka menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Ini berarti kenaikan target suku bunga jangka pendek naik dari 0,25 persen menjadi 0,50 persen.

Sesaat setelah pengumuman kenaikan tersebut, Wells Fargo, JPMorgan Chase dan US Bancorp menjadi bank pertama yang memberitahu bahwa mereka akan meningkatkan suku bunga untuk pinjaman konsumen seperti hipotek. Kenaikan ini efektif berlaku mulai Kamis (17/12). Suku bunga utama di Wells, JPM, dan US Bancorp akan bergerak dari 3,25 persen menjadi 3,5 persen. Sore harinya, Citibank mengumumkan langkah serupa.

Keriuhan soal rencana penaikan suku bunga telah terdengar bahkan selama bertahun-tahun. Kenaikan ini diprediksi tidak akan berdampak langsung bagi keuangan pribadi. Gubernur The Fed Jannet Yellen mengatakan kenaikan suku bunga tersebut adalah langkah yang sangat kecil. Ini akan tercermin dalam beberapa perubahan dalam suku bunga pinjaman. “Namun pinjaman yang terkait dengan suku bunga jangka panjang tidak mungkin bergerak banyak,” kata dia seperti dikutip dari Forbes, Kamis (17/12).

Sebagai contoh beberapa kredit korporasi yang terkait dengan suku bunga, kemungkinan akan bergerak naik seiring dengan suku bunga pendanaan The Fed sehingga mereka akan menyesuaikannya. “Saya pikir tarif kartu kredit yang terkait dengan suku bunga jangka pendek mungkin naik sedikit. Tapi ingat, kami memiliki tarif yang sangat rendah dan kami telah membuat langkah yang sangat kecil,” ujarnya.

“Dengan kata lain, dampak dari kenaikan suku bunga seperempat poin hampir tidak penting. Anda tidak akan melihat hal itu,” kata analis keuangan di Bankrate.com Greg McBride. Meski begitu ini bisa menjadi awal dari serangkaian kenaikan suku bunga dan efek akumulatif sehingga bisa menjadi signifikan selama beberapa tahun mendatang.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*