Spekulasi naiknya suku bunga AS tahan laju minyak

JAKARTA. Selain isu melimpahnya stok minyak, isu kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika (The Fed) yang diprediksi akan terlaksana pada September 2015 mendatang turut membuat harga minyak terkoreksi.

Mengacu data Bloomberg, Senin (15/6) pukul 16.52 WIB, harga minyak untuk kontrak pengiriman bulan Juli 2015 terkoreksi 1,22% menjadi US$ 59,23. Sepekan, harga naik 1,87%.

Kamis (18/6) mendatang, AS akan mengadakan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) untuk menentukan kapan rencana kenaikan suku bunga dieksekusi. Apalagi mata uang Euro yang dapat menahan laju dollar AS terkena sentimen negatif dari pertemuan krisis utang Yunani yang tak menemukan titik terang.

“Nantinya apabila suku bunga AS naik, pelaku pasar akan mengalihkan perhatian dengan mengoleksi dollar AS. Tapi suku bunga naik atau tidak, harga minyak masih terpukul,” tutur Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures. Menguatnya dollar AS akan berimbas pada harga minyak yang mahal sehingga permintaan menurun.

Deddy memprediksi, harga minyak hingga akhir kuartal dua nanti belum mampu melebihi level US$ 63. Tutup tahun 2015, harga minyak akan melenggang dalam rentang US$ 50 – US$ 63.

Sekadar informasi, pasokan Negara-Negara Pengekspor Minyak atawa Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang melonjak dari 30 juta barel per hari menjadi 31,33 juta barel per hari berdampak pada turunnya harga minyak.

Editor: Yudho Winarto


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*