SP JICT Kritisi Obligasi Pelindo II Rp20,8 Triliun

INILAHCOM, Jakarta – Serikat Pekerja Jakarta International Container (SP JICT) mengkritik keputusan manajemen PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Pelindo II dalam menerbitkan obligasi global senilai total US$1,6 miliar atau sekitar Rp20,8 triliun.

Ketua SP JICT, Nova Sofyan Hakim mempertanyakan langkah manajemen menerbitkan global bond pada 23 April 2015 silam. Sebab, proyek yang rencananya bakal didanai dengan uang hasil penerbitan surat utang tersebut tidak semuanya berjalan.

“Harus saya katakan, global bond Pelindo II tidak jelas. Aset penjaminan berupa proyek infrastruktur pelabuhan tidak jalan. Ini bisa jadi potensi masalah besar,” kata Nova, Rabu (1/3/2017).

Saat obligasi dikeluarkan, mantan Direktur Keuangan Pelindo II Orias Petrus Moedak menyebut proyek-proyek yang akan didanai antara lain Rp 8 triliun untuk menyelesaikan proyek pelabuhan Kalibaru (New Priok). Selain itu Pelindo II juga akan mengembangkan Pelabuhan Sorong di Kijing Kalimantan Barat, Pelabuhan Cirebon Jawa Barat, dan beberapa proyek pelabuhan lainnya.

Nova mengatakan, masalah yang kemungkinan besar timbul dari penerbitan obligasi tersebut adalah bunga sebesar Rp 1 triliun per tahun yang harus dibayar Pelindo II.

“Saya heran, kenapa global bond Rp 21 triliun ditarik semua sementara proyek tidak berjalan. Bunga Rp 1 triliun per tahun tentu memberatkan Pelindo II,” ucap Nova.

Padahal jika dana sebesar Rp 1 triliun tersebut digunakan untuk merevitalisasi peralatan pelabuhan, maka langkah tersebut dinilainya mampu memangkas dwelling time secara signifikan.

Beberapa pelabuhan peti kemas di Tanjung Priok, masih memiliki masalah tingkat produktivitas yang rendah sehingga mengakibatkan dwelling time tinggi. Dia mencontohkan kualitas alat-alat di terminal 3 Tanjung Priok yang kurang memadai. “Padahal di Priok itu harusnya bisa jadi seragam soal pelayanan. Semua sama dari sisi kualitas alat dan sistem,” katanya.

Meski demikian, Nova tetap optimistis pada manajemen Pelindo II. Nova berharap agar masalah global bond bisa diselesaikan segera karena dapat berdampak terhadap sustainabilitas usaha Pelindo II ke depan.

“Jangan sampai negara dapat bad legacy atas kebijakan Pelindo II yang sembrono,” katanya. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*