Solar Rp 6.200/Liter, Menteri ESDM: Pemerintah Untung Jualan BBM

Jakarta -Pemerintah dan Komisi VII DPR kembali melanjutkan rapat pembahasan asumsi APBN di sektor energi. Salah satu yang dibahas adalah, apakah pemerintah akan menurunkan harga solar subsidi.

“Sidang ini tadi malam ditunda, kita cabut skorsnya. Seperti yang kita sepakati kemarin malam. Sudah ada yang disepakati berapa harga alpha BBM Rp 1.000/liter, subsidi tetap Rp 1.000/liter untuk solar, dan penetapan harga BBM setiap sebulan sekali, serta tambahan kuota BBM harus seizin DPR. Tapi ada satu yang belum, yakni terkait harga BBM yang turun, silahkan Pak Menteri untuk menyampaikan,” ujar Ketua Komisi VII DPR ketika membuka rapat, di Ruang Komisi VII DPR, Rabu (4/2/2015).

Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, pemerintah mendukung usulan Komisi VII DPR terkait penurunan harga solar. Namun melihat kondisi harga minyak akhir-akhir ini sudah mulai naik lagi, sulit untuk menurunkan harga solar.

“Harga minyak sudah rebound. Terkait berapa harga BBM-nya, kami minta izin Pak Dirut Pertamina untuk menyampaikan harga BBM kondisi saat ini,” ujar Sudirman.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengungkapkan, bila melihat patokan harga minyak (MOPS/Mean of Plats Singapore) rata-rata, pada 25 Desember hingga 24 Januari 2015 adalah US$ 63,74 per barel, dengan kurs Rp 12.507/US$. Sehingga harga minyak Rp 5.138 per liter.

“Namun, karena ada 40% produksi BBM dari kilang minyak dalam negeri, produksinya lebih mahal 12,5%. Sehingga dengan komponen ini dimasukkan, harga minyak Rp 5.258 per liter, ditambah alpha Rp 6.258 per liter. Kemudian ditambah PPN 10% dan PBBKB (pajak bahan bakar kendaraan bermotor) 5% menjadi harga jual solar keekonomian Rp 7.194,6 per liter atau dibulatkan Rp 7.200/liter. Lalu diberi subsidi Rp 1.000/liter, maka harga solar Rp 6.200/liter. Tapi kami akan manut apa pun yang diperintahkan pemerintah,” jelas Dwi.

Namun, walaupun harga solar hari ini Rp 6.200/liter, pemerintah mengambil sikap tidak lagi menurunkan harga solar untuk saat ini.

“Dengan pertimbangan Wakil Presiden dan diskusi dengan Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, dan Menteri BUMN, pemerintah memilih untuk tetap menetapkan harga BBM saat ini Rp 6.400/liter. Artinya ada laba bersih (keuntungan) dari penjualan BBM saat ini,” kata Sudirman.

“Laba bersih itu akan digunakan pemerintah untuk membangun storage (tangki) dan cadangan BBM nasional. Langkah ini juga sebagai implemtasi dukungan banyak pihak termasuk parlemen atau DPR, agar pembangunan strategic stock BBM bisa dilakukan.” tutupnya.

(rrd/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*