Soal Rupiah, Deputi BI Satu Suara dengan Menkeu Bambang

Jakarta -Hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah. Setelah sempat melemah di kisaran Rp 12.500, kini dolar AS kembali menguat ke level Rp 12.600.

Mengutip data Reuters, dolar AS saat penutupan pasar berada di posisi Rp 12.615. Menguat dibandingkan kala pembukaan pasar yaitu Rp 12.570.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro sempat mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih akan mengalami gonjang-ganjing selama 2015. Bambang pun menyebut bahwa dolar AS memang akan bergerak cenderung menguat, karena mata uang Negeri Paman Sam itu seakan tidak punya lawan.

Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), sepakat dengan Bambang. Menurutnya, saat ini dolar AS memang akan cenderung menguat terhadap mata uang negara lain, termasuk rupiah, karena pemulihan ekonomi di AS.

“Hanya AS yang di antara negara maju yang ekonominya meningkat dan suku bunga meningkat. Memang adalah hal yang wajar dolar AS itu menguat terhadap banyak mata uang negara lain,” kata Mirza kala ditemui di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (14/1/2015).

Senada dengan Bambang, Mirza pun menyebutkan bahwa sekarang AS sedang tidak punya lawan. Eropa, Jepang, sampai Tiongkok justru tengah berkutat dengan perlambatan ekonomi.

“Sekarang ini karena ekonomi negara maju itu masih resesi, Tiongkok ekonominya turun ke 7%, dan mungkin dalam jangka menengah lebih dari itu. Eropa masih resesi, Jepang juga masih resesi,” terang Mirza.

Dengan faktor eksternal yang masih berat tersebut, tambah Mirza, upaya untuk menstabilkan rupiah adalah dengan memperkuat fundamental ekonomi domestik. Salah satunya mengatasi defisit transaksi berjalan (current account).

“Tantangan makro sama. Kita masih perlu mengendalikan current account deficit,” tegasnya.

(mkl/hds)


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*