Sikap Tenang Pemerintah Perlemah Rupiah

INILAHCOM, Jakarta- Dalam sepekan terakhir, rupiah melandai dan menembus level psikologis 13.500. Sikap tenang pemerintah dalam menghadapi pelemahan mata uang domestik ini ditengarai memperparah keadaan. Seperti apa?

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia (BI) melemah 55 poin (0,40%) ke angka 13.536 pada pekan yang berakhir Jumat (7/8/2015) dibandingkan akhir pekan sebelumnya 13.481 per Jumat (31/7/2015).

“Pelemahan rupiah masih berlanjut,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (2/8/2015).

Meski data-data AS tercatat kurang baik di akhir pekan sebelumnya, laju dolar AS tampaknya tidak terlalu mengalami pelemahan. “Melemahnya data-data AS juga diimbangi dengan melemahnya data-data di Asia, terutama dari Tiongkok dan Korea Selatan yang cenderung menurun sehingga kurang kuat untuk melemahkan laju dolar AS,” ujarnya.

Melemahnya data-data di Asia tersebut, lanjut dia, membuat laju Yuan dan Won cenderung turun sehingga memberikan kesempatan bagi dolar AS untuk dapat menguat. “Tidak jauh berbeda, laju rupiah pun masih mendekam di zona merah meski pelemahannya sudah mulai berkurang,” papar dia.

Masih berlanjutnya pelemahan pada harga komoditas membuat laju dolar AS mampu melanjutkan penguatannya sehingga berimbas pada mata uang lainnya. “Di sisi lain, meski data-data manufaktur AS cenderung juga melambat namun, indeks manufaktur dari Eropa dan Asia juga variatif cenderung masih melambat sehingga kurang memberikan amunisi positif bagi laju mata uang Asia menguat,” ungkap Reza.

Akibatnya, kata dia, laju dolar AS masih cenderung terlihat positif dibandingkan mata uang lainnya. “Pelaku pasar juga tampaknya pesimistis akan rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada Rabu (5/8/2015) yang belum tentu memberikan sentimen positif bagi rupiah.”Tidak jauh berbeda, laju rupiah pun masih mendekam di zona merah meski pelemahannya sudah mulai berkurang,” ucapnya.

Meski rilis PDB kuartal II-2015 cukup baik dibandingkan dengan estimasi yang ada, belum cukup kuat menahan pelemahan laju rupiah yang masih menunjukkan pelemahan yang kian dalam.

Masih ada imbas negatif dari rilis pelemahan consumer confidence Indonesia yang turun 1,4 poin ke level 109,9. Begitu juga dengan persepsi masih melambatnya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan tersebut masih jauh di bawah 5%.

Kondisi itu, diperparah oleh reaksi dari pemerintah yang terkesan tenang di mana kondisi saat ini belum parah dalam menanggapi pelemahan terus menerus laju rupiah. “Ini memberikan sentimen negatif pada laju rupiah,” tuturnya.

Belum adanya sentimen yang dapat menahan pelemahan nilai tukar rupiah membuat laju rupiah melemah kian tak terbendung. “Menguatnya harga-harga komoditas pun belum dapat membendung kenaikan laju dolar AS dan rupiah pun tentu terkena imbasnya,” ucapnya.

Laju rupiah terus bergerak ke bawah dan di bawah target support13.565. Rupiah berpeluang melaju dalam kisaran support-resisten 13.615-13.538mengacu pada kurs tengah BI. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*