Sentimen the Fed menggerus kinerja bursa Asia

TOKYO. Pada transaksi perdagangan pagi ini (20/11), bursa Asia kembali tertekan. Itu artinya, pelemahan bursa Asia sudah berlangsung selama dua hari berturut-turut.

Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.04 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,1% menjadi 139,54. Kemarin, indeks acuan di kawasan regional ini tergerus 0,7%.

Sementara itu, indeks Topix Jepang naik 0,6% pagi ini setelah data menunjukkan adanya penurunan defisit neraca perdagangan pada Oktober akibat kenaikan tingkat ekspor sebesar 9,6%. Selain itu, sentimen positif lain yang juga mengerek bursa Negeri Sakura adalah pelemahan yen sebesar 0,2% menjadi 118,15 per dollar AS. Ini merupakan level terendah sejak Agustus 2007.

Kendati bursa Asia melaju, sejumlah indeks acuan di Asia lainnya memerah. Indeks Kospi Korea Selatan, misalnya, pagi ini turun 0,3%. Sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,5%. Adapun indeks NZX 50 Selandia Baru naik tipis 0,1%.

Bursa Asia memerah pasca the Federal Reserve merilis hasil rekapan pertemuan mereka pada akhir Oktober lalu.

“The Fed mengejutkan semua orang dengan memberi petunjuk bahwa mereka mengawasi kemungkinan deflasi. Bagi saya, the Fed masih stabil dan saya pikir pekan depan cerita yang berkembang adalah belum akan ada kenaikan suku bunga acuan hingga akhir 2015,” jelas Kirk Hartman, president and chief investment officer Wells Capital Management di Los Angeles.

Sekadar tambahan informasi, dalam hasil rekapan pertemuan yang digelar pada akhir oktober lalu, pejabat the Fed mencemaskan tingkat inflasi akan tetap rendah untuk beberapa waktu ke depan, meski bank sentral sudah menggelontorkan multi triliun dollar untuk menggairahkan ekonomi.

Rekapan yang dirilis pada Rabu sore waktu setempat juga menuliskan, para anggota Open Market Committee mendiskusikan mengenai kemungkinan the Fed menaikkan suku bunga acuan seiring normalisasi kebijakan moneter. The Fed mengkhawatirkan volatilitas pasar selama proses tersebut dilaksanakan.

“Anggota the Fed mengantisipasi bahwa inflasi masih akan tertekan dalam jangka pendek dengan penurunan harga energi dan faktor lain, namun akan bergerak menuju target yang dipatok Committe sebesar 2% dalam beberapa tahun ke depan, meski demikian ada juga sedikit kecemasan bahwa inflasi akan berada di bawah target Committe untuk beberapa waktu ke depan,” demikian tertulis dalam rekapan meeting tersebut.

Editor: Barratut Taqiyyah


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*