Sentimen Negatif, Pasar Obligasi Tetap Melaju

INILAHCOM, Jakarta-Laju pasar obligasi sepekan terakhir pascalebaran melaju positif. Padahal, sentimen yang mewarnai pasar cenderung negatif. Seperti apa?

Jika laju bursa saham cenderung tertekan pascalibur Lebaran, tidak halnya dengan laju pasar obligasi yang masih mampu mengalami kenaikan melanjutkan pergerakan jelang libur Lebaran. “Padahal kita melihat,pascalibur Lebaran, sentimen yang ada cenderung negatif namun, tidak banyak berpengaruh pada laju pasar obligasi,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (26/7/2015).

Meski di pekan kemarin pascalibur Lebaran masih belum terdapat lelang obligasi maupun sukuk pemerintah, transaksi obligasi dapat berjalan normal seperti biasanya. “Meski terdapat beberapa obligasi, terutama yang bertenor panjang mengalami penurunan, dapat diimbangi dengan banyaknya obligasi tenor pendek, menengah, dan bahkan sebagian besar tenor panjang yang cenderung menguat sehingga tidak terlalu terlihat adanya pelemahan pada pasar obligasi,” papar dia.

Di sisi lain, melemahnya laju rupiah juga tidak menghalangi pasar obligasi dapat bergerak positif. “Beberapa harga obligasi yang sempat bergerak di bawah harga par mulai perlahan naik,” ucapnya.

Tidak hanya pada obligasi pemerintah, pada obligasi korporasi laju yield cenderung tidak banyak mengalami perubahan seperti yang terjadi dengan rating AA dimana di pekan sebelumnya di kisaran 10,55%-10,60% untuk tenor 9-10 tahun namun, di pekan kemarin pergerakannya cenderung berada di kisaran yang kurang lebih sama dari pekan sebelumnya di kisaran 10,55%-10,60%.

Dari sisi makroekonomi, laju pasar obligasi kali ini lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen dari eksternal. Sementara sentimen internal beruapa pelemahan nilai tukar rupiah.

Harga obligasi Pemerintahkembali melanjutkan kenaikannya yang terefleksi dari kembali turunnya yield yang merata pada seluruh tenor. Penurunan yield rata-rata yang terbesar diraih oleh obligasi tenor menengah (5-7 tahun).

Kelompok tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan rata-rata yield -0,66 bps; tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan yield sekitar -1,22 bps; dan tenor panjang (8-30tahun) mengalami kenaikan yield hingga 0,53 bps.

Terlihat obligasi pemerintah seri benchmark FR0069 yang memiliki jatuh tempo 4 tahun kembali tercatat naik harganya hingga 37,91 bps. Sementara dengan FR0070 yang memiliki jatuh tempo 9 tahun menguat harganya hingga 15,42 bps.

Di pekan kemarin, Pemerintah Indonesia tidak melaksanakan Lelang Surat UtangNegara (SUN) maupun Lelang Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk) untukberbagai macam seri.

Meski di pekan kemarin tidak ada lelang obligasi maupun sukuk namun, pemerintah telah berhasil melaksanakan penjualan Eurobond. Pada tanggal 23 Juli 2015, Pemerintah Republik Indonesia telah melakukan transaksi penjualan Surat Utang Negara (SUN) dalam valuta asing berdenominasi Euro seri RIEUR0725.

Transaksi ini merupakan bagian dari Program Global Medium Term Notes (GMTN) Republik Indonesia sebesar US$30 miliar. Adapun kriteria obligasi dengan denominasi Euro tersebut, sebagai berikut:

Seri : RIEUR0725
Tenor : 10 tahun
Pricing Date : 23 Juli 2015
Nominal yang diterbitkan : EUR1,250 miliar
Tingkat Kupon : 3,375%
Yield : 3,555%
Price : 98,507%
Reoffer Spread vs. Midswaps : +250bps
Tanggal jatuh tempo : 30 Juli 2025
Tanggal setelmen/penerbitan : 30 Juli 2015
Total penawaran yang masuk (total order book) untuk seri RIEUR0725 adalah sebesar EUR2,4 miliar, sehingga terdapatoversubscriptionsebesar 1,9 kali. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*