Sensitif Isu Bank Sentral, Rupiah Melandai

INILAHCOM, Jakarta – Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (27/3/2014) diprediksi melemah. Pasar masih sensitif atas isu-isu bank sentral.

Ariston Tjendra, kepala riset Monex Investindo Futures mengatakan, Kamis ini, nilai tukar rupiah masih punya momentum untuk kembali melemah seiring pasar yang cenderung sensitif terhadap isu-isu bank sentral.

Antara lain, isu kenaikan suku bunga The Fed. “Karena itu, rupiah kemungkinan melemah ke resisten terdekat 11.450 per dolar AS dengan support di 11.370,” katanya kepada INILAHCOM.

Dari AS, lanjut dia, semalam dirilis data durrable good orders (pesanan barang tahan lama) untuk data Februari 2014. Angkanya sudah diproyeksikan positif menjadi 1,1% dibandingkan bulan sebelumnya yang minus 1%.

Artinya, kata dia, pesanan barang tahan lama AS mengalami kenaiakn 1,1%. “Positifnya data AS itu seharusnya mendorong penguatan dolar AS,” tandas dia.

Sementara itu, dari China, pasar mencermati isu pelonggaran bandwitch nilai tukar yuan China. Karena itu, yuan China bisa bergerak lebih fleksibel. “Inilah yang memicu pelemahan yuan kembali terhadap dolar AS,” tuturnya.

Terhadap rupiah, kata Ariston, memang efeknya belum terasa sekarang. Mungkin nantinya akan berpengaruh pada masalah perdagangan. “Menurut saya, ke depannya bisa saja mendukung penguatan rupiah jika yuan melemah,” ungkap dia.

Sekarang, ekonomi China melambat. Jika yuan melemah, daya saing ekspor China terdorong naik. Jika manufaktur China membaik, akan lebih membutuhkan bahan baku dari Indonesia. “Ini bisa mendukung positifnya neraca perdagangan RI sehinga berpengaruh positif bagi rupiah,” imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (26/3/2014) ditutup melemah 15 poin (0,13%) ke posisi 11.405/11.415. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*