Selasa Sore, Rupiah Melemah ke Posisi Rp 12.592 / USD


shadow

Financeroll  – Pergeakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (20/1) sore bergerak melemah dua poin menjadi Rp 12.592 dibanding sebelumnya di posisi Rp 12.590 per dolar AS.  Beberapa data Tiongkok yang dirilis pagi tadi  cukup meredakan kekhawatiran terhadap ancaman perlambatan ekonomi global sehingga menahan pelemahan Rupiah lebih dalam terhadap dolar AS.

Selain itu, produk domestik bruto (PDB) tahunan Tiongkok tumbuh 7,3 persen pada kuartal ke-4 2014, lebih tinggi dari estimasi 7,2 persen.   Produksi industri Tiongkok meningkat 7,9 persen untuk bulan Desember 2014, lebih baik dari prediksi kenaikan 7,4 persen.  Tiongkok yang merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia itu menjadi salah satu penopang bagi mata uang Rupiah sehingga tidak tertekan lebih dalam terhadap dolar AS.

Di sisi lain,  keputusan pemerintah Indonesia yang kembali menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi serta menurunkan harga elpiji 12 Kg dan semen dapat meredakan kecemasan atas ancaman perlambatan ekonomi Indonesia.  Meski demikian,  sentimen dari bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) masih cukup kuat masih membebani laju rupiah. Federal Reserve telah memberi sinyal untuk mulai menaikan suku bunga tahun ini, hal itu berbeda dengan kebijakan negara maju lainnya.

Pada minggu lalu, bank sentral Swiss telah memberlakukan suku bunga negatif 0,75 persen dan kebijakan ini juga diikuti oleh bank sentral Denmark yang kemarin menurunkan suku bunga depositonya menjadi minus 0,2 persen.  Kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa (20/1) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp 12.659 dibanding hari sebelumnya, Senin (19/1) di posisi Rp 12.612 per dolar AS. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*