Sektor Konsumer Punyumbang Kredit Macet BCA

INILAHCOM, Jakarta – Non Performing Loan (NPL) alias kredit macet PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) nampak naik mencapai 1,5% pada kuartal III-2016, dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 0,7%.

Bahkan, level tersebut berpeluang bertahsn sampai akhir tahun dengan melihat perolehan laba di kuartal III tahun ini.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, sektor konsumer yang paling besar menyumbang NPL BCA. Tapi ini bukan kategori gagal bayar, hanya telat pembayaran.

“NPL di kita, ada kategori, nah sektor konsumer yang menjadi sumber NPL kita bukan yang dianggap macet, namun tertunda bayar. Banyak yang bayar meleset dari tanggal jatuh tempo,” ujar dia di Jakarta, Rabu (26/10/2016).

Jahja bilang, NPL BCA yang naik, masih dianggap stabil. Dengan hal ini, BCA telah membentuk tambahan biaya cadangan sebesar Rp3,1 triliun, untuk mempertahankan kecukupan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan. Sehingga rasio cadangan terhadap total kredit bermasalah mencapai 201,0%.

Pada sisi likuiditas, lanjut dia, BCA mempertahankan posisi solid dengan rasio kredit terhadap pendanaan (LFR) mencapai 77,3% dan rasio kecukupan modal (CAR) tercatat sebesar 21,5%.

Sisi funding, Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 6,7% year on year menjadi Rp493,1 triliun pada akhir September 2016.Ini ditopang oleh pertumbuhan rekening giro dan tabungan yang berkontribusi sebesar 78,2% terhadap total DPK.

Adapun dana murah tumbuh Rp31,7 triliun atau 8,9% menjadi Rp385,4 triliun. Sedangkan giro menjadi Rp259,2 triliun dan deposito sebesar Rp107,7 triliun.

“Memasuki akhir tahun kami fokus mengelola aset dan liabilitas secara aktif sekaligus mengedepankan efisiensi operasional guna mencapai kinerja positif yang berkelanjutan,” jelas dia. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*