Sektor Energi Batasi Pergerakan Wall Street

INILAHCOM, New York – Pelemahan saham sektor energi hingga 2 persen memicu Wall Street berakhir di arena negatif pada perdagangan Kamis (4/5/2017).

Tiga indeks utama cenderung datar pada akhir perdagangan. Dow Jones berakhir sekitar 6 poin lebih rendah, dengan Caterpillar dan Chevron memberikan kontribusi paling banyak kerugian. Indeks 30-saham turun lebih dari 100 poin pada posisi terendah sesi sebelum memulihkan sebagian besar kerugian. Untuk indeks S & P 500 dan komposit Nasdaq mengakhiri sesi ini sebagian besar datar.

Harga minyak AS anjlok di bawah US$46 per barel, mencapai level terendah lima bulan. Pelemahan terjadi setelah data menunjukkan penurunan yang lebih kecil dari perkiraan persediaan AS.

“Energi dan komoditas, secara umum, menekan pasar ekuitas secara keseluruhan di sini,” kata Adam Sarhan, CEO dari 50 Park Investments. “Ada juga beberapa pertanyaan tentang apa yang bisa ditangani oleh administrasi Trump saat ini.”

Saham energi turun sekitar 2 persen pada Kamis, membatasi kenaikan indeks utama. “Pertanyaannya adalah apakah pasar melihat ini sebagai cerita penawaran atau indikasi perlambatan pertumbuhan ekonomi,” kata Quincy Krosby, kepala strategi pasar Prudential Financial.

Energi juga merupakan salah satu kontributor terbesar pertumbuhan pendapatan kuartal pertama. CFRA’s Bell mengatakan bahwa pertumbuhan pendapatan termasuk energi total lebih dari 14 persen dan turun menjadi sekitar 7 persen ketika energi dikeluarkan.

“Beberapa perusahaan energi besar (laporan pendapatan) telah keluar dengan jumlah yang kuat. Itu adalah pertanda bahwa segala sesuatu mulai stabil,” kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di First Standard Financial.

Investor merespon suara DPR untuk mengeluarkan RUU yang bertujuan membatalkan dan mengganti Obamacare. DPR mengeluarkan undang-undang tersebut dengan suara 217 sampai 213 setelah berbulan-bulan berjuang untuk mendapatkan cukup dukungan untuk memindahkannya ke depan.

DPR AS sebelumnya membatalkan usaha sebelumnya untuk mencabut dan mengganti Obamacare pada bulan Maret. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran tentang kapan pemerintah akan menangani reformasi pajak.

“Itu setidaknya akan membuat bola bergerak dan membuat pemerintah lebih dekat dengan reformasi pajak, itulah yang diinginkan pasar,” kata Krosby Prudential.

Ekspektasi pajak perusahaan yang lebih rendah merupakan anugerah bagi pasar saham AS, sejak Presiden Donald Trump terpilih pada bulan November. Sejak saat itu, S & P telah melonjak lebih dari 11 persen.

 


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*