Sehari ini, harga minyak turun lebih dari 2%

JAKARTA. Setelah sempat rally tiga hari beruntun sebelum memasuki masa libur Natal, harga minyak harus kembali menelan pelemahan di awal pekan. Tekanan datang dari bayang-bayang pasokan yang masih tinggi.

Mengutip Bloomberg, Senin (28/12) pukul 18.50 WIB harga minyak kontrak pengiriman Februari 2016 di New York Mercantile Exchange merosot 2,33% ke level US$ 37,21 per barel dibanding hari sebelumnya. Namun harga ini sudah melesat 3,90% dalam sepekan terakhir.

Nizar Hilmy, Analis SoeGee Futures menuturkan pelemahan ini disebabkan oleh bayang-bayang negatif yang kembali ditebarkan oleh Iran ke pasar global. Iran kembali mengulang pernyataannya siap untuk menggenjot ekspor setelah sanksi resmi dicabut.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Minyak Iran, Bijan Namdar Zanganeh, bahwa Iran berencana untuk menambah 500.000 barel per hari untuk ekspornya dalam masa satu minggu setelah sanksi dicabut.

Hong Sung Ki, Analis Komoditas Senior Samsung Futures Inc mengatakan seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (28/12) “Jika Iran menambah pasokan sebesar itu, maka akan semakin kecil peluang harga minyak membaik di tahun 2016,” jelasnya.

Ditambahkan Nizar, tanpa gempuran produksi dari Iran saja saat ini kelebihan pasokan minyak dunia sudah berlebihan. Semakin sulit mengeringkan banjir suplai minyak di pasar global dengan keadaan ini.

“Tren harga bisa dipastikan masih akan bearish dan bisa terus demikian bahkan sepanjang tahun 2016,” tutur Nizar.

Namun penurunan harga bisa sedikit tertahan. Pasalnya dengan mempertimbangkan semakin sepinya aktivitas di pasar akibat memasuki musim libur, harga bisa mencari titik keseimbangannya untuk sementara waktu.

Hal ini tidak menutup kemungkinan harga bisa kembali menguat jika ketakutan dari Iran perlahan mereda. “Sebelum libur akhir tahun ini, aksi teknikal seperti bargain hunting bisa mendorong harga bergerak di kisaran US$ 34 – US$ 39 per barel,” prediksi Nizar.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*