Secara Historis, IHSG Selalu Naik Maret-April

INILAHCOM, Jakarta — Secara historis pergerkan IHSG pada Maret-April selalu naik dalam 5-6 tahun terakhir. Oleh karena itu, IHSG belum saatnya terkoreksi. Biasanya, penurunan baru terjadi pada Mei.

Purwoko Sartono, analis dari Panin Securities mengatakan hal itu kepada INILAHCOM. Untuk trader jangka pendek, dia menyarankan, jika IHSG terkoreksi tipis ke bawah 5.400 atau di kisaran 5.400 bisa beli saham-saham dari sektor konstruksi, konsumer, dan perbankan.

Sementara itu, untuk investor bisa langsung beli saham-saham dari tiga sektor tersebut. Sebab, IHSG masih akan terus menguat. “Koreksi kemungkinan memang terjadi di bulan Mei, tapi IHSG cenderung bergerak positif hingga akhir 2015,” ujarnya.

Pada perdagangan Jumat (20/3/2015), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 10,789 poin (0,20%) ke posisi 5.443,065.

Sepanjang perdagangan Jumat, indeks mencapai level tertingginya di 5.453 atau terkoreksi tipis 0,161 poin dan mencapai level terlemahnya 5.423,278 atau turun 30,576 poin. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Mengakhiri pekan lalu, IHSG terkoreksi 10,7 poin ke 5.443, apa yang telah terjadi?

Saya melihat, penurunan IHSG Jumat (20/3/2015) merupakan koreksi teknis biasa. Ini mengikuti sentimen dari Dow Jones yang juga terkoreksi. Sebab, jika melihat The Fed yang memberi sinyal untuk mempertahankan suku bunga rendahnya lebih lama, sebenarnya jadi sentimen positif bagi IHSG. Karena itu, pelemahan IHSG di akhir pekan semata koreksi teknis. Apalagi, jika kenaikan suku bunga The Fed nantinya tidak tinggi.

Bagaimana Anda melihat arah IHSG sepekan ke depan?

Dalam sepekan ke depan, arah IHSG berpeluang konsolidasi dalam kisaran support 5.400 hingga resistance 5.500. Pola pergerakan arah IHSG belum terlalu kuat sinyalnya mau ke mana.

Bagaimana dengan rupiah yang masih lemah di atas 13.000 per dolar AS?

Pelemahan rupiah ke atas 13.000 per dolar AS menjadi salah satu faktor yang membatasi penguatan IHSG. Intinya, pelemhan rupiah menjadi sentimen yang kurang bagus untuk pasar saham. Rupiah di level 13.000 merupakan titik krusial.

Hanya saja, yang perlu dilihat adalah pelemahan nilai tukar mata uang menjadi fenomena global. Penguatan dolar AS terjadi bukan hanya terjadi di Indonesia. Sebab, The Fed berencana menaikkan suku bunga acuannya.

Otomatis, capital kembali ke AS dan menjadi capital outflow bagi Indonesia. Sebelumnya, mengapa rupiah bisa menguat ke bawah 10.000 per dolar AS karena dipicu oleh AS sendiri juga yang mencetak uang dalam jumlah besar ketika stimulus Quantitative Easing (QE) digulirkan yang memicu pelemahan dolar AS.

Sekarang, saat ekonomi AS pulih, dan QE dihentikan serta suku bunga dinaikkan menyebabkan pelemahan pada mata uang selain dolar AS termasuk rupiah. Setelah pengumuman Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed terakhir, sebenarnya ada sedikit penguatan pada rupiah. Hanya saja, penguatan tersebut tidak signifikan sehingga belum menjadi katalis positif untuk pasar saham.

Selain faktor rupiah, apalagi yang berpengaruh ke pasar saham?

Selain faktor rupiah, cermati juga emiten-emiten yang belum merilis kinerjanya untuk full year 2014 yang batas akhirnya adalah akhir Maret 2015.

Apakah IHSG sudah mencapai jenuh beli saat indeks menembus 5.500 sehingga dibutuhkan koreksi sehat?

Secara historis dalam 5-6 tahun terakhir, pergerkan IHSG pada Maret-April selalu naik. Karena itu, untuk saat ini, IHSG belum saatnya koreksi. Biasanya, baru Mei, IHSG alami koreksi.

Apalagi, investor asing masih terus masuk ke bursa saham kita. Bursa saham kita menjadi pilihan juga bagi investor asing. Kepercayaan asing juga terlihat dari lembaga rating yang akan meng-upgrade peringkat utang Indonesia ke level investment grade.

Apa saran Anda untuk para pemodal di bursa saham?

Secara teknikal, untuk jangka pendek, IHSG cenderung terkonsolidasi. Mungkin bisa dipertimbangkan masuk, beli saham jika IHSG berada tipis di bawah 5.400. Itu untuk trader.

Kalau investor jangka panjang, saya lebih cenderung untuk merekomendasikan beli saham. Sebab, dalam 5-6 tahun terakhir, indeks selalu positif pada Maret-April.

Saham-saham pilihan Anda?

Untuk saham-saham pilihan, masih di sektor konstruksi, konsumer, dan perbankan. Untuk trader, jika IHSG terkoreksi tipis ke bawah 5.400 atau di kisaran 5.400 bisa beli saham-saham tersebut. Investor bisa langsung beli saham-saham dari tiga sektor tersebut. Sebab, IHSG masih akan terus menguat. Koreksi kemungkinan memang terjadi di bulan Mei, tapi IHSG cenderung bergerak positif hingga akhir 2015. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*