Saham Tokyo Turun 1,76% Karena Aksi Ambil Untung

INILAHCOM, Tokyo – Bursa saham Tokyo turun untuk sesi ketiga berturut-turut pada Selasa (9/6/2015), akibat aksi ambil untung sehingga pasar Jepang jatuh dari tingkat tertinggi dalam seperempat abad.

Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo turun 1,76 persen, atau 360,89 poin, menjadi ditutup pada 20.096,30, sedangkan indeks Topix dari seluruh saham papan utama jatuh 1,66 persen atau 27,62 poin menjadi 1.634,37.

Tekanan jual meningkat pada akhir perdagangan setelah data baru menunjukkan kepercayaan konsumen Jepang merosot pada Mei.

“Para pemain memanfaatkan data negatif untuk menguangkan keuntungan baru-baru ini,” kata Hikaru Sato, analis teknikal senior di Daiwa Securities.

“Tidak mengherankan bahwa pasar tidak stabil setelah kenaikan yang kuat.” Reli terpanjang Nikkei sejak 1988 — didorong oleh yen yang lemah dan peyangga laba perusahaan — berakhir pekan lalu.

Pada Selasa peningkatan dalam yen memukul saham-saham pengekspor Jepang dengan dolar berada di 124,27 yen, terhadap 125,52 yen di Tokyo pada Senin.

Mata uang AS terseret turun pada Senin setelah laporan media mengatakan bahwa Presiden AS Barack Obama telah mengatakan dalam KTT G7 di Jerman bahwa dolar yang kuat “menimbulkan masalah”.

Gedung Putih dengan cepat membantah itu. Obama mengatakan kepada wartawan: “Saya tidak mengatakan itu. Dan saya tidak mengomentari fluktuasi harian dolar atau mata uang lainnya.” Saham Toyota jatuh 1,71 persen menjadi 8.215 yen, pembuat ban Bridgestone tergelincir 2,56 persen menjadi 4.693,5 yen, dan bank terbesar di Jepang Mitsubishi UFJ merosot 1,83 persen menjadi berakhir pada 884,3 yen.

Investor juga mengawasi pembicaraan dana talangan (bailout) Yunani yang berjalan lama. Yunani masih belum dapat mencapai kesepakatan dengan para krediturnya yang akan membuka dana sangat dibutuhkan untuk mencegah gagal bayar (default) dan kemungkinan keluar dari zona euro.

“Banyak orang khawatir tentang Yunani,” Kirk Hartman, kepala investasi dari Wells Capital Management, mengatakan kepada Bloomberg News.

“Akan lebih baik bagi Yunani untuk melakukan restrukturisasi, kemudian bernegosiasi. Kami berada dalam musim panas yang panjang,” katanya. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*