Saatnya untuk kembali lirik investasi properti

JAKARTA. Pasca Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed mengerek suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 0,25% – 0,5% pada pertemuan 15 Desember 2015 – 16 Desember 2015, sektor properti dipercaya bakal menarik di waktu mendatang.

Risza Bambang, Perencana Keuangan Oneshildt Financial Planning berpendapat, setelah suku bunga acuan The Fed naik, properti seperti apartemen, kondominium, dan rumah susun yang dibangun secara vertikal niscaya bakal cemerlang di waktu mendatang.

Alasannya, dengan jumlah uang yang wajar, investor dapat memperoleh hunian dengan wilayah strategis dan fasilitas tambahan seperti pusat olahraga. Maklum, harga tanah di kota-kota besar sudah membumbung tinggi. Sehingga investor hanya dapat memperoleh rumah di wilayah pinggiran jika memiliki dana terbatas.

“Sekarang tren di kota-kota besar seperti Jakarta itu pembangunan hunian ke atas, sudah vertikal. Harga tanah mahal sekali. Jadi properti yang vertikal lebih terjangkau dan diburu masyarakat. Secara hitung-hitungan kasar, return on investment sektor ini lebih tinggi ketimbang kenaikan suku bunga The Fed,” tuturnya.

Serupa, Senior Fund Manager PT BNI Asset Management Hanif Mantiq menyarankan investor yang memiliki dana lebih untuk membeli tanah. Lalu mendirikan bangunan serta menjualnya per kavling.

Sebab, di kala ekonomi melambat seperti saat ini, permintaan properti baik tanah, rumah, hingga apartemen tetap tinggi. Apalagi saat ekonomi Indonesia pulih di waktu mendatang, harga tanah bisa melambung.

“Bank Indonesia memproyeksikan ekonomi domestik pada tahun 2016 akan mencapai 5,6%. Harga properti dan daya beli masyarakat bakal naik lagi,” pungkasnya.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*