Rupiah wait and see menjelang notulensi FOMC

JAKARTA. Mata uang garuda enggan melanjutkan penguatan menjelang rilis notulensi rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pertengahan September lalu pada Kamis malam (8/10). Rupiah akhirnya tunduk di hadapan dollar AS.

Di pasar spot, Kamis (8/10) nilai tukar rupiah di hadapan dollar AS melemah 0,48% dari sehari sebelumnya ke level Rp 13.887. Namun, di kurs tengah Bank Indonesia rupiah menguat 1,8% dibandingkan sehari sebelumnya ke Rp 13.809 per dollar AS.

Trian Fathria Research and Analyst Divisi Treasury PT Bank Negara Indonesia Tbk mengatakan, rupiah cenderung terkoreksi searah dengan mayoritas mata uang Asia lainnya. “Aksi wait and see menjelang risalah FOMC turut membebani nilai tukar rupiah,” paparnya.

Di samping itu, penurunan cadangan devisa per akhir September menjadi US$ 103,7 miliar dari posisi Agustus di US$ 105,5 miliar mendapat respon negatif pelaku pasar.

Namun demikian, meningkatnya aksi beli investor asing di pasar saham sebagai respon atas paket kebijakan ekonomi pemerintah jilid III mampu meredam pelemahan rupiah lebih lanjut. Lihat saja, sepanjang bulan Oktober ini net buy asing di pasar saham sudah mencapai Rp 2 triliun.

Namun demikian, Trian menduga tekanan dari hasil notulensi FOMC akan membebani pergerakan rupiah pada Jumat (9/10). Apalagi, klaim pengangguran AS secara mingguan diperkirakan turun menjadi 274.000 dari sebelumnya 277.000.

Editor: Barratut Taqiyyah.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*