Rupiah Tak Terprediksi, ADB Puji BI Tahan Bunga

Selasa, 22 September 2015 | 19:06 WIB

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta -Deputi Direktur Bank Pembangunan Asia (ADB) Edimon Ginting menolak memprediksi nilai tukar Rupiah. Tapi menurutnya nilai tukar Rupiah akan terus mengalami penurunan jika investor tidak percaya terhadap situasi perekonomian dalam negeri.

“Kalau semakin dalam (depresiasinya) tentu akan bahaya,” kata Edimon di Jakarta, Selasa, 22 September 2015. Karena itu dia mengapresiasi langkah Bank Indonesia yang memilih mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 7,5 persen selama ini.

Menurutnya, BI mempertahankan suku bunganya tetap tinggi untuk menstabilkan moneter dari sisi inflasi dan nilai tukar. Ketimbang menurunkan suku bunga untuk mengundang dana asing masuk kembali yang akan kalah saing dengan sentimen normalisasi kenaikkan suku bunga Amerika Serikat.

“Pada prosesnya BI tetap tak melupakan makroprudential dengan membatasi pembelian Dollar di dalam negeri (US$ 25 ribu), kata Edimon. Ruang BI melakukan monetary easing, ujarnya, ada pada saat pemerintah berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi yang ideal di sisi fiskal.

Pembangunan, imbuh Edimon, dapat mendongkrak pertumbuhan dan membantu mengurangi inflasi karena dapst menyerap tenaga kerja yang saat ini tak terserap 300 ribu setiap tahunnya. “Utang selama tak melebihi 3 persen juga tak apa kalau untuk pembangunan yang produktif,” katanya.

Menurut Edimon, dengan adanya pembangun proyek negara, para investor akan kembali melirik Indonesia sebagai tempat menaruh uangnya. Begitu pula dengan paket kebijakan ekonomi jilid dua dan seterusnya.

Paket kebijakan, kata Edimon, adalah hal yang ditunggu para investor. “Hasil dari paket kebijakan tak dirasakan langsung bagi pertumbuhan tapi untuk kepercayaan investor,” katanya.

Terakhir, keseriusan pemerintah diperlukan untuk meningkatkan industri karena mustahil harga komoditas kembali seperti pada tahun 2014 yang turun lebih dari setengah harga pada saat ini.

ANDI RUSLI


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*