Rupiah Tak Laku, Jual-Beli di Perbatasan Timor Leste Pakai Dolar

Atambua -Perbatasan Indonesia dan Timor Leste tersedia pasar khusus untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di wilayah tersebut. Namun selama ini, transaksi jual-beli hanya menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat (AS).

“Transaksi jual beli di pasar itu menggunakan dolar. Tidak laku kalau pakai rupiah,” ungkap Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Atapupu Nyoman Ary Dharma di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (23/5/2014).

Aktivitas penggunaan dolar ini terjadi pada empat pos perbatasan dengan aktivitas paling tinggi, yaitu Mota’ain, Metamauk, Wini, dan Napan. Menurut Nyoman, pasar ini bahkan tidak menerima transaksi dengan menggunakan rupiah.

“Tidak ada yang mau pakai rupiah. Orang Timor Leste, orang kita (Indonesia) malah nggak mau terima rupiah,” sebutnya.

Harga barang yang diperjualbelikan pun juga sudah ditetapkan dengan dolar. Seperti beras itu dikenakan harga sekitar US$ 2, sayur-sayuran US$ 1, semen US$ 8, dam kopi US$ 2.

“Harganya sudah ditentukan sama pedagang-pedagang itu. Orang Indonesia itu juga kalau berdagang kan pintar. Harganya dimahalin kalau yang beli Timor Leste,” imbuhnya.

Nyoman mengatakan, kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Sehingga sudah menjadi budaya bagi warga perbatasan. Ia pun menilai sulit untuk mengajak para warga agar tertib dalam menggunakan rupiah.

“Ini kan sudah lama. Bukan baru kemarin. Itu juga terjadi di wilayah perbatasan lainnya kan. Ada di perbatasan Kalimantan juga sama,” pungkasnya.

(mkl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*