Rupiah Menguat ke Posisi Rp 11.360 / USD

Financeroll – Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (10/3) ditutup menguat 75 poin (0,66%) ke posisi Rp 11.360-11.370 dari posisi kemarin Rp 11.435-11.445.  Penguatan rupiah awal pekan ini seiring tingkat pengangguran AS yang pekan lalu dirilis cukup mengecewakan. Meski data non-farm payrolls AS positif 175 miliar, kurang disikapi pasar karena masih juga ada ketidakpastian Ukraina.

Terlebih  tingkat pengangguran AS memburuk dari 6,6% menjadi 6,7%.  Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terkuatnya Rp 11.320 setelah mencapai level terlemahnya Rp 11.450 per dolar AS dari posisi pembukaan Rp 11.450 per dolar AS.  Kurs rupiah juga menguat karena laporan neraca perdagangan China yang meleset di bawah estimasi. Angkanya dari perkiraan surplus 13,2 miliar yuan menjadi -23 miliar dibandingkan publikasi sebelumnya 31,9 miliar.

Sejalan dengan itu,  juga masih terdapat antisipasi para pelaku pasar terhadap potensi kenaikan BI rate. BI rate kemungkinan akan dinaikkan pada kuartal II-2014.  Pada Rapat Dewan Gubernur BI Kamis (13/3) BI rate diprediksi bertahan di level 7,5% karena inflasi telah melambat dan rupiah juga menunjukkan penguatan.  Karena itu, kenaikan BI rate kemungkinan diundur hingga kuartal II-2014.

Jadi,   penguatan rupiah lebih dipicu oleh antisipasi pasar atas momentum jelang pengumuman BI rate. Saat ini, memang tidak urgen BI rate dinaikkan karena rupiah sudah menguat.  Kenaikan BI rate pada kuartal II seiring prospek risiko dari tapering The Fed. Terutama, jika data AS kembali rebound pada musim panas.  Pelemahan data tenaga kerja AS belakangan ini kemungkinan disebabkan faktor cuaca ekstrem sementara.

Tercatat  rupiah menguat meski dolar AS juga menguat terhadap mayoritas mata uang utama kecuali terhadap euro.  Indeks dolar AS menguat ke 79,75 dari sebelumnya 79,69. Terhadap euro, dolar AS running ditransaksikan melemah ke USD 1,3874 dari sebelumnya USD 1,3871 per euro. [geng]