Rupiah Menguat, Jokowi: Kebijakan Pemerintah, BI, dan OJK Direspons Positif

Jakarta -Nilai tukar rupiah berada dalam tren penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan dolar AS beberapa hari lalu sempat menyentuh level Rp 12.990.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai penguatan tersebut dikarenakan beberapa paket kebijakan yang dikeluarkan tidak hanya pemerintah, namun juga Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Hal tersebut membuat sentimen positif terhadap para investor, sehingga meletakan dananya ke Indonesia dibandingkan negara-negara lain. Rupiah pun menjadi perkasa.

“Rupiah yang semakin menguat semakin membaik itu artinya adalah kebijakan-kebijakan paket deregulasi yang kita juga yang di BI dan OJK direspon positif oleh dunia usaha,” ungkap Jokowi usai peresmian Pusat Logistik Berikat (PLB) di Cakung, Jakarta, Kamis (10/3/2016)

Jokowi juga tidak menapik adanya pengaruh faktor eksternal. Terutama kebijakan moneter yang ditempuh oleh negara-negara maju seperti AS, Jepang dan Eropa.

“Dua-duanya, kalau kamu nggak melakukan deregulasi, nggak akan pengaruh,” imbuhnya.

Kondisi ini harus tetap dipertahankan. Pemerintah akan berupaya terus melakukan perbaikan terhadap perekonomian, sehingga investor betah meletakkan dananya di Indonesia dalam jangka panjang.

“Kita berusaha mengendalikan, mau minta kan nggak bisa, kalau mereka melihat yang kita lakukan ini baik mereka akan merespon positif,” pungkasnya.

(mkl/hns)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*