Rupiah Menguat, BI: Tekanan The Fed Sudah Kendor

INILAHCOM, Jakarta – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan, pengusatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dipicu perekonomian global dan domestik.

“Adanya perkiraan kenaikan suku bunga (The Fed) pada Maret, ternyata luntur. Pasar memrediksi, kenaikan suku bunga baru terjadi sekitar September dan Desember. Artinya, tekanan yang berasal dari global sudah mereda,” kata Perry di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (11/02/2016).

Sedangkan dari sisi dalam negeri, lanjut Perry, muncul sentimen positif terhadap mata uang Garuda. Yang disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2015 cukup tinggi, terkendalinya inflasi, dan terkontrolnya defisit transaksi berjalan.

“Dengan berita-berita yang positif, lebih banyak dari dalam negeri dan luar negeri, juga lebih positif. Itu yang terefleksi sekarang kenapa rupiah menguat,” kata Perry.

Meski rupiah tergolong membaik, Perry belum yakin bisa jangka panjang. Dia memperkirakan, kurs rupiah berada di kisaran Rp 13.300 hingga Rp 13.700 per US$.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini (Kamis, 11/2/2016) tembus ke level Rp 13.369 per US$. Posisi ini lebih baik di banding Rabu (Rabu, 12/2/2016) di level Rp 13.538 US$. [ipe]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*