Rupiah melemah lagi di atas 12.000 per dolar AS

Jakarta (ANTARA News) – Nilai tukar rupiah di pasar spot antarbank di Jakarta, Rabu sore, melemah enam poin menjadi 12.212 per dolar AS setelah sebelumnya ditutup pada 12.206 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova mengatakan bahwa pelemahan mata uang rupiah cenderung mulai terbatas menjelang pelantikan Presiden-Wapres pada 20 Oktober 2014.

“Diharapkan berjalan kondusif sehingga pemerintahan baru nanti dapat langsung bekerja untuk merealisasikan program-programnya yang telah dicanangkan sebelumnya,” katanya.

Ia menambahkan bahwa salah satu programnya yang ditunggu kalangan pasar keuangan di dalam negeri yakni realisasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Dengan dinaikkannya harga BBM itu diharapkan memberi ruang untuk mendorong pengembangan infrastruktur.

“Berkembangnya infrastruktur dapat mendorong salah satu lembaga pemeringkat menaikkan peringkat Indonesia menjadi investment grade. Saat ini, hanya lembaga Standard & Poors (S&P) yang belum memberikan investment grade,” katanya.

Sementara Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan bahwa kembali menguatnya dolar AS terhadap rupiah seiring dengan bisnis Jerman dan produksi industri di negara-negara kawasan Eropa yang mengalami penurunan.

“Pelambatan ekonomi di kawasan itu dikhawatirkan berdampak ke global sehingga membuat mata uang berisiko di negara berkembang cenderung terkoreksi,” katanya.

Meski demikian, lanjut dia, inflasi Tiongkok yang mencatatkan perlambatan menimbulkan harapan pelonggaran moneter bank sentral Tiongkok (PBoC) untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonominya.

“Itu, dapat memberikan sentimen positif bagi rupiah mengingat Tiongkok merupakan mitra dagang utama Indonesia,” katanya.

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia hari ini, rupiah berada pada 12.229 per dolar AS, melemah dari posisi sebelumnya 12.195 per dolar AS.

Editor: Suryanto

COPYRIGHT © ANTARA 2014


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

Speak Your Mind

*

*