Rupiah Masih 'Loyo', Kemenkeu: Jangan Vonis Ekonomi RI Terpuruk

Jakarta -Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terus membuat nilai tukar rupiah tertekan. Bahkan hari ini dolar AS sempat hampir mencapai Rp 13.000.

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan menyatakan, terus melemahnya rupiah jangan sampai menyebabkan kepanikan. Apalagi sampai ada anggapan bahwa ekonomi Indonesia tengah terpuruk.

“Jangan memvonis bahwa ekonomi Indonesia terpuruk,” kata Robert saat berbincang bersama media di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (16/12/2014).

Menurutnya, yang terjadi saat ini adalah penguatan dolar AS terhadap semua mata uang di dunia. Depresiasi kurs tidak hanya dialami oleh rupiah.

“Ini karena penguatan dolar AS. Kalau fundamental kita kan tetap sama,” katanya.

Lebih jauh Robert menjelaskan, kondisi perekonomian Indonesia saat ini tidak akan separah krisis 1998. Ekonomi Indonesia sudah jauh lebih kuat dibandingkan saat itu.

“Kondisi ekonomi 1998 beda. Sekarang nggak serapuh 1998. Lebih mirip 2013 bisa jadi,” ujar dia.

Robert meyakini, kondisi pelemahan rupiah ini hanya sementara. Dolar AS tidak akan terus menguat karena akan berdampak pada kinerja ekspor AS.

“Kalau dolar menguat terus ya mereka (AS) rugi juga, susah ekspor. Jadi jangan dibayangkan dolar menguat terus-terusan, saya harap ini sementara karena fundamental kita nggak ada perubahan, malah membaik karena subsidi BBM. Mudah-mudahan di akhir tahun membaik,” jelasnya.

(drk/hds)


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*