Rupiah Kembali Terjegal Isu The Fed

Tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (20/10). Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi menguat 30 poin menjadi Rp. 9.360 – Rp. 9.370 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO , Jakarta – Kurs regional dan rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Pelaku pasar menantikan hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (The Fed). Meski The Fed diprediksi belum akan menaikkan nilai suku bunga, variasi data ekonomi AS membangun spekulasi bahwa bank sentral akan mengambil langkah moneter alternatif.

Kurs rupiah melemah 18,2 poin (0,15 persen) pada level 12.487 per dolar AS setelah hampir sepanjang perdagangan cenderung tertekan. Won terkoreksi cukup signifikan hingga 0,44 persen ke level 1084,45 per dolar AS, sedangkan Yuan melorot tipis 0,07 persen ke level 6,2473 per dolar AS. (Baca juga: Indeks Saham Bakal Naik, Apa Saja Pemicunya?)

Analis dari Bank Mandiri, Reny Eka Putri, mengatakan penguatan dolar AS masih menjadi katalis penekan rupiah. “Kurs dolar yang menguat menjelang pengumuman hasil pertemuan The Fed kembali melemahkan rupiah dan mata uang regional,” ujarnya.

Setelah mengadakan pertemuan selama dua hari, The Fed dijadwalkan bakal mengeluarkan pernyataan pada 28 Januari 2015 waktu setempat. Meski belum akan ada sinyal atas kenaikan suku bunga The Fed dalam waktu dekat, investor yakin bahwa petunjuk yang lebih jelas menuju pelaksanaan kenaikan suku bunga tersebut bakal muncul. (Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun, Indonesia Patut Waspada)

Reny menjelaskan, meski jumlah pesanan produksi barang-barang tahan lama turun ke level 3,6 persen pada bulan lalu, angka penjualan rumah baru pada Januari 2015, yang meningkat menjadi 481 ribu unit, menjaga kinerja pemulihan ekonomi AS. Dengan indikator tersebut, kepercayaan investor terhadap aset-aset berdenominasi dolar tetap tinggi. “Data ekonomi AS berhasil menjaga minat investor terhadap dolar,” katanya.

Hingga penutupan perdagangan pada pekan ini, rupiah diperkirakan akan tetap stabil pada level 12.400-12.550 per dolar AS. Menurut Reny, investor tampak cenderung menunggu publikasi data ekonomi dalam negeri terbaru pada awal Februari sebelum memutuskan untuk menambah portofolio bernilai rupiah.

MEGEL JEKSON

Berita Terpopuler
KPK Rontok, Giliran Yusuf PPATK ‘Diteror’ DPR

‘Jokowi, Dengarkan Kesaksian Ratna Mutiara’

Sebelum Diserang, KPK Bongkar Kasus Raksasa Ini


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*