Rupiah Jumat sore melemah Rp13.916

Jakarta (ANTARA News) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore bergerak melemah sebesar 31 poin menjadi Rp13.916 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.885 per dolar AS.

“China kembali memberikan sentimen negatif bagi pasar keuangan di kawasan Asia, data manufaktur China pada bulan Agustus menunjukan kontraksi,” kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, data manufaktur itu memberi gambaran bahwa ekonomi China belum kondusif, situasi itu akan berdampak pada perekonomian Indonesia mengingat China salah satu mitra dagang utama, sehingga menjadi ancaman bagi Indonesia untuk memperbaiki kinerja ekspor.

“Kondisi itu membuat harapan pelaku pasar terhadap ekonomi domestik menjadi turun dan berdampak pada nilai tukar rupiah,” katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, masih kuatnya proyeksi the Fed akan menaikan suku bunganya juga mendorong investor asing terus menarik dananya keluar dari pasar keuangan Indonesia, sehingga menambah sentimen negatif pada mata uang rupiah.

Analis pasar uang dari Bank Mandiri, Reny Putri, mengatakan, investor masih tetap memburu dolar AS menyusul prospek ekonomi Amerika Serikat dinilai lebih baik dibandingkan negara maju lainnya.

“Investor menilai dengan memegang dolar AS maka nilai aset tidak tergerus,” katanya.

Ia menambahkan bahwa sentimen dari negeri juga belum ada yang mendukung untuk mendorong nilai tukar rupiah kembali ke area positif. Data ekonomi Indonesia yang telah dirilis juga belum sesuai dengan harapan pasar.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (21/8) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.895 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.838 per dolar AS. 

Editor: Ade Marboen

COPYRIGHT © ANTARA 2015


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

Speak Your Mind

*

*