Rupiah Belum Berdaulat di Wilayah Perbatasan

Jakarta -Pengunaan mata uang rupiah di wilayah perbatasan dengan negara lain masih terabaikan. Transaksi-transaksi perdagangan masyarakat Indonesia yang menggunakan rupiah di perbatasan dengan Malaysia, Papua New Guinea, hingga Timor Leste nyaris minim.

Padahal dalam UU No 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, mengamanatkan bahwa semua transaksi di seluruh wilayah Indonesia wajib menggunakan rupiah.

Baru-baru ini detikFinance berkesempatan mengunjungi wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste di Atambua. Di sini mata uang dolar Amerika Serikat (AS) lebih banyak digunakan di pasar perbatasan Indonesia-Timor Leste untuk transaksi jual beli, sedangkan rupiah justru tak laku.

Cerita rupiah yang tak laku di wilayah perbatasan, bukan lah kisah baru. Selain di NTT, mata uang Kina Papua New Guinea (PNG) sudah lama menjadi alat transaksi perdagangan warga PNG yang berbelanja di wilayah perbatasan Indonesia-PNG. Hal yang sama pun terjadi sebaliknya bagi warga Indonesia yang berbelanja di wilayah PNG memakai mata uang Kina.

Bagi para pedagang pasar di Indonesia, penggunaan mata uang Kina dalam transaksi perdagangan di wilayah perbatasan kedua negara menguntungkan mereka dan sudah menjadi hal biasa. Setidaknya mereka bisa mendapatkan keuntungan dari selisih kurs jual dan beli dari mata uang Kina terhadap rupiah.

Hal yang sama juga terjadi di wilayah Entikong bagian Kalimantan yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Di wilayah ini lebih banyak menggunakan ringgit (Malaysia) dibandingkan dengan
rupiah.

Masalah-masalah ini sudah diakui oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral yang bertugas terhadap sirkulasi mata uang rupiah di dalam negeri.

“Kalau di Kalimantan yang wilayah perbatasan itu lebih banyak memakai ringgit dibandingkan rupiah,” kata Direktur Eksekutif Departemen Pengedaran Uang Lambok Antonius Siahaan beberapa waktu lalu.

Dalam kasus di wilayah perbatasan Kalimantan dan Malaysia, mata uang ringgit dianggap lebih efisien dibandingkan dengan rupiah. Nilai efisiensi terlihat dari nominal rupiah yang lebih besar dibandingkan ringgit.

Hal-hal semacam ini juga terjadi di wilayah-wilayah perbatasan lainnya di Indonesia, antaralain di Pulau Miangas, Sulawesi Utara. Penggunaan mata uang asing seperti Peso Filipina jadi hal yang biasa.

(hen/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*