Rupiah Akhir Pekan Sedikit Tertekan, Ditopang PDB Q1-2017

Mengakhiri perdagangan pasar valas  akhir pekan pertama bulan Mei (5/5),  pergerakan rupiah yang melemah sejak awal perdagangan masih ditutup dengan posisi yang lemah dengan volume tekanan jual yang menurun. Sepanjang hari dollar AS menekan banyak kurs kawasan Asia menyikapi laporan data NFP Amerika Serikat bulan April, termasuk dengan kurs rupiah.

Berkurangnya pelemahan rupiah sejak awal perdagangan ditahan oleh laporan BPS untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal pertama 2015 yang meningkat. Dan secara mingguan rupiah masih bergerak negatif melanjutkan 2 pekan sebelumnya.

Buruknya pergerakan rupiah  terhadap dollar AS tidak membuat investor asing kurangi setoran modalnya pada perdagangan bursa saham sehingga tercetak net buy sebanyak Rp141 miliar lebih. Support modal  investor asing tersebut berhasil membuat IHSG bergerak kuat hingga ditutup naik 0,2%.

Lihat: IHSG 5 Mei Berakhir Naik Terdorong Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi; Mingguan Datar

Pergerakan kurs Rupiah  di pasar spot sore ini bergerak negatif dengan posisi melemah  0,02%  dari akhir perdagangan sebelumnya dan kini bergerak pada kisaran Rp13330/US$ setelah  dibuka lemah pada level Rp13338/US$. Lemahnya kurs hingga akhir sesi seiring   dengan pelemahan yang dilakukan BI terhadap kurs jisdor dan juga kurs transaksi antar bank.

Untuk pergerakan kurs Rupiah perdagangan awal pekan depan, analyst Vibiz Research Center memperkirakan menguat kembali   oleh suramnya langkah dollar AS untuk cetak keuntungan besar terhadap banyak rival utamanya hingga akhir perdagangan sesi Amerika.

Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor : Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*