Rupiah Akan Lebih Perkasa Tahun Ini

Bandung -Nilai tukar rupiah diproyeksikan akan lebih kuat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini mengingat makin rendahnya tekanan dari global, sementara perekonomian dalam negeri memberikan optimisme terhadap investor.

Dengan demikian, diperkirakan aliran modal asing yang masuk (capital inflow) ke dalam negeri akan lebih besar. Sehingga mendorong penguatan rupiah.

“Tekanan untuk volatilitas nilai tukar rupiah itu tidak sekuat yang lalu. Inflow pasti akan lebih besar,” ungkap Solikin M Juhro, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) di Hotel Trans Studio Bandung, Sabtu (20/2/2016).

Tercatat sampai dengan pekan kedua Februari, capital inflow mencapai Rp 33 triliun. Ini yang membuat rupiah berada dalam tren penguatan sejak awal tahun. Bahkan dolar AS mencapai level Rp 13.300.

Tren ini akan berlanjut bila perekonomian dalam negeri stabil. Artinya inflasi dan defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) dapat terkendali sesuai perkiraan BI dan pemerintah.

“Apalagi kalau dinilai kredibel maka akan terus banjir,” tegasnya.

BI akan berkoordinasi dengan pemerintah beserta otoritas lainnya untuk menjaga kestabilan tersebut. Terutama dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan strategis.

“Rupiah dengan kondisi itu diperkirakan akan lebih kuat dibandingkan dengan tahun lalu,” ujar Solikin.

Tidak dipungkiri, ke depannya pelonggaran kebijakan moneter masih akan terus berlanjut untuk mendorong perekonomian tumbuh lebih tinggi.

“Konteks kondisi tersebut maka ruang pelonggaran kebijakan moneter masih ada,” tukasnya.

(mkl/hns)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*