Risiko capital outlow bikin mata uang Asia lunglai

KUALA LUMPUR. Pada transaksi pagi ini (9/11), mata uang ringgit Malaysia dan rupiah Indonesia mencatatkan pelemahan terbesar di kawasan regional.

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.29 waktu Kuala Lumpur, ringgit melemah hingga 1,3% ke level terendah dalam sebulan terakhir. Ini merupakan pelemahan terbesar dalam tiga pekan terakhir.

Jika ditotal, pelemahan ringgit sepanjang tahun ini mencapai 19% dan menjadi mata uang dengan performa terburuk di kawasan regional.

Sementara itu, won Korea Selatan melemah 1% dan rupiah Indonesia melemah 0,7%.

Di kawasan Asia lainnya, yuan China, baht Thailand, peso Filipina, dan dong Vietnam tak banyak mencatatkan perubahan. Adapun dollar Taiwan menguat 0,3%.

Pelemahan mata uang Asia terjadi seiring semakin kuatnya prospek kenaikan suku bunga acuan Amerika pada Desember. Hal itu akan mendorong terjadinya capital outflow dari kawasan Asia karena aset-aset domestik menjadi semakin tidak menarik di mata investor.

Selain itu, posisi dollar AS juga menguat. Hal ini tercermin pada Bloomberg Dollar Spot Index yang naik 0,1%. Pada pekan lalu, indeks dollar mengalami reli hingga 1,9%.

“Penguatan dollar menjadi pusat yang mempengaruhi mata uang Asia pada hari ini seiring data tenaga kerja AS yang positif,” jelas Nizam Idris, head of currencies and fixed income strategy Macquarie Bank Ltd di Singapura.

Dia menambahkan, data ekonomi China terbilang buruk dan tidak membantu pergerakan mata uang di kawasan. Sekadar informasi, data ekspor dan impor China mengalami penurunan lebih besar dari estimasi ekonom pada bulan lalu.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*