Prospek rupiah hingga akhir tahun

JAKARTA. Penurunan cadangan devisa Indonesia yang sudah berlangsung selama lima bulan berturut-turut membikin pelaku pasar khawatir. Analis menduga, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) di akhir tahun tidak terelakkan.

Di pasar spot, Selasa (8/12) pukul 14.45 WIB valuasi rupiah melemah 0,18% ke level Rp 13.886 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Posisi ini sudah merosot 12,54% sejak akhir tahun 2014 lalu. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia tergelincir 0,11% di level Rp 13.853 per dollar AS dengan level yang sudah tergerus 11,35% sejak penutupan tahun 2014 silam.

Trian Fathria, Research and Analyst Divisi Treasury PT Bank BNI Tbk, mengatakan, cadangan devisa yang terus terkikis berimbas terhadap kekuatan rupiah. Hanya, dampaknya tidak signifikan. Pasalnya, cadangan devisa masih terjaga di atas level US$ 100 miliar. “Itu bisa dikategorikan masih berada di level aman,” ujar Trian.

Berdasarkan rilis data Bank Indonesia, cadangan devisa Indonesia per November 2015 sebesar US$ 100,240 miliar atau menyusut dibanding bulan sebelumnya US$ 100,712 miliar. Ini merupakan level cadangan devisa Indonesia paling rendah sejak Januari 2014 silam. “Cadangan devisa saat ini masih bisa membiayai impor selama 3 bulan dan masih cukup menjaga kepercayaan pelaku pasar,” kata Trian.

Meski begitu, tidak bisa dipungkiri, penyusutan cadangan devisa yang terus berlanjut bisa membikin pelaku pasar kehilangan kepercayaan atas Indonesia  dan menarik dananya dari Indonesia. Hal ini akan menjadi bibit baru sentimen negatif bagi rupiah.

Namun, Trian menduga, baik BI dan pemerintah akan menjaga level cadangan devisa tidak akan kembali ke bawah level US$ 100 miliar seperti tahun 2013 silam. “Lebih baik mencermati hasil FOMC nantinya,” tambah Trian.

Jika dalam pertemuan FOMC 15–16 Desember 2015 mendatang, The Fed menaikkan suku bunga, bisa dipastikan rupiah akan terseret. Memang, pelemahan rupiah tidak akan terlalu tajam. Sebab, pasar sudah mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed sejak beberapa waktu terakhir.

Menimbang potensi pemangkasan suku bunga BI, Trian menilai, hal tersebut belum mendesak untuk dilakukan. “Walaupun saat ini inflasi dan cadangan devisa turun, BI pasti akan sangat hati-hati,” tuturnya. Bagi Trian, suku bunga BI yang bertahan di level 7,5% berada di level aman untuk menopang sektor riil dan pasar modal.

Jika The Fed menaikkan suku bunga dan BI rate bertahan, Trian menduga, pergerakan rupiah sepekan akan berada di kisaran Rp 13.825–Rp 13.885 per dollar AS. “Jika keadaan tidak kunjung membaik di akhir tahun, paling buruk rupiah bertengger di level Rp 13.900 per dollar AS,” prediksi Trian.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*