Profindo Securities: IHSG Akan Melemah Dibayangi Rencana the Fed

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan akan kembali terkoreksi setelah kemarin berkurang 22 poin.

“IHSG berpotensi terkoreksi karena kekhawatiran dipercepatnya rencana bank sentral Amerika Serikat (AS) the Fed menaikkan suku bunga di tahun 2015,”  kata analis PT Profindo International Securities, Bayu Cahyadi, Rabu (26/11).

Semalam, AS merilis data gross domestic product (GDP) kuartal III-2014 naik 3,9 persen, di atas estimasi yaitu 3,5 persen karena investasi bisnis dan belanja konsumen meningkat. Pasar akan semakin yakin bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga tahun depan.

Sementara dia mengatakan, hingga November 2014, pasar Indonesia masih menarik bagi investor asing yang mencatatkan aksi beli bersih saham (net buy) Rp 4,44 triliun. Adapun sepanjang Januari-November 2014 net buy asing mencapai Rp 39,72 triliun.

Program-program pemerintah terlihat agresif dan baik bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang. Langkah antisipatif Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga menjadi 7,75 persen dinilali dapat meredam laju inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.

Implementasi program pemerintah akan menjadi kunci agar investor tetap bertahan di Indonesia. Menkeu Bambang Brodjonegoro menyatakan lebih dari 50 persen pengalihan subsidi BBM akan digunakan untuk infrastruktur dasar seperti irigasi, jalan utama perdesaan, pelabuhan dan pembangkit listrik.

Bayu memperkirakan, pergerakan IHSG hari ini akan berada di kisaran support 5.070 dan resistance 5.157. Saham sektor perkebunan, konstruksi dan infrastruktur masih menarik untuk dikoleksi.

Di sisi lain, Arab Saudi, Venezuela dan beberapa anggota non-OPEC mengadakan pertemuan, yang berakhir dengan tidak adanya kesepakatan. Harga crude oil kembali terkoreksi -2,59 persene semalam, menekan harga saham sektor energi sehingga indeks Dow turun -0,02 persen.

Keputusan untuk memutuskan pengurangan produksi adalah tanggal 27 November. Rusia berkomitmen untuk memangkas 300.000 bph agar Arab Saudi juga mengurangi produksi yang secara historis selalu menjaga harga minyak dunia.

Penulis: Whisnu Bagus Prasetyo/WBP


Distribusi: BeritaSatu – Pasar Modal

Speak Your Mind

*

*