Produksi Nikel Distop Selama 2 Tahun, DKFT Akuisisi Perusahaan Tambang Bijih Besi

Produksi Nikel Distop Selama 2 Tahun, DKFT Akuisisi Perusahaan Tambang Bijih Besi

Sejak diberlakukannya Undang-Undang Minerba No. 4 Tahun 2009 per 12 Januari 2014 yang mengharuskan perusahaan tambang untuk mengolah hasil tambangnya terlebih dahulu sebelum di ekspor, PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) menghentikan sementara aktivitas produksi tambang nikelnya selama 2 tahun.

Terkait hal tersebut, perusahaan yang bergerak di bidang industri pertambangan nikel, tembaga dan emas ini sedang membangun smelter di Morowali Utara, Sulawesi Tengah dan diperkirakan akan mulai beroperasi tahun 2016. Untuk mengisi kekosongan waktu selama 2 tahun tersebut, manajemen DKFT tidak kehilangan akal, mereka berencana untuk melakukan ekspansi bisnisnya ke pertambangan biji besi dengan mengakuisisi PT Citra Sindo Utama. Nilai akuisisinya hanya Rp300 juta dan menggunakan dana internal.

PT Citra Sindo Utama adalah perusahaan yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) di atas lahan seluas 625 Hektar (HA) untuk menambang Biji besi. Tambang Biji besi PT Citra Sindo Utama terletak di Pulau Singkep, Kepulauan Riau. Saat ini, perusahaan tersebut memiliki cadangan produksi sebanyak 43 juta ton biji besi yang menghasilkan konsentrat besi. Adapun penambangan bijih besi tersebut akan mulai dilakukan pada Juni 2014 mendatang dengan target produksi sebanyak 325.000 ton per tahun. Adapun sharing penjualan nantinya adalah perseroan 75% dan pemegang IUP 25%.

Pimpinan DKFT mengatakan proyeksi pendapatan sebesar Rp.370,5 miliar tahun 2014 ini, sekitar 60% berasal dari penjualan konsentrat besi yang masih bisa diekspor. Konsentrat besi hingga kadar 62% masih bisa diekspor dan rencananya akan diekspor ke China, India, dan lokal juga. Selain dari penjualan konsentrat besi, perseroan juga akan menikmati pendapatan dari bunga deposito yang disimpan dalam dolar AS. Hal ini sudah dilakukan sejak beberapa tahun sebelumnya dan terbukti cukup menambah pendapatan seiring dengan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS yang terus melemah.

Jika dilihat pada laporan keuangan DKFT per kuartal-IV 2013, dapat dilihat memang perusahaan berusaha menunjukkan kinerjanya dengan adanya kenaikan income dan net income  dari tahun ke tahun. Seperti dilaporkan pada kuartal-IV 2013, perusahaan mencatat laba bersih sebesar Rp 337,163 miliar, naik sekitar 11% dibandingkan tahun 2012. Demikian juga dengan income dan total asset nya yang mengalami kenaikan di tahun 2013, namun tidak signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2012.

Dari segi fundamental perusahaan, ROA dan ROE perusahaan bisa dikatakan cukup tinggi tingkat pengembaliannya, nilainya masing-masing yaitu 21,14% dan 23,20%. Berbanding terbalik dengan 2 rasio tersebut, nilai DER DKFT tergolong kecil yaitu 0,1. Nilai DER yang kecil tersebut menandakan bahwa proporsi hutang perusahaan tidak mendominasi modal yang dimiliki perusahaan.

Terkait aksi korporasi yang dilakukan perusahaan, aksi tersebut masih tergolong wajar jika kita melihat data pada laporan keuangan perusahaan. Didasari pada kinerja perusahaan yang terus menunjukkan kenaikan nilai total asset dan laba bersihnya dari tahun ke tahun, serta melihat likuiditas perusahaan yang cukup baik dan laporan arus kas operasional yang positif

Berdasarkan data di bursa saham kemarin (12/2), saham DKFT dibuka pagi tadi pada level Rp 418, naik 5,28% dibandingkan dengan penutupan di hari sebelumnya namun diakhir perdagangan turun 11 poin ke  ke Rp. 397 dengan volume perdagangan 3,98 juta..

Secara teknikal, harga terlihat selalu menguat pada pembukaan 2 hari terakhir, namun mengalami pelemahan menjelang penutupan. Diperkirakan sejumlah investor telah melakukan aksi ambil untung atas saham ini karen besarnya volume transaksi 2 hari terakhir. Indikator teknikal juga menunjukan potensi pelemahan harga dimana MACD bergerak melebar dengan potensi penurunan, stochastic menunjukan death cross tang mengindikasikan pergerakan reversal menuju tren negatif, sementara RSI yang pada perdagangan kemarin melonjak naik, hari ini kembali ke area konsolidasi.

Dengan kondisi teknikal seperti ini disarankan untuk menghindari saham ini karena menunjukan potensi pelemaha yang lebih dalam. Kisaran support berada pada Rp. 390 sementara resistance pada Rp. 420

(sr/JA/vbn)


Sumber: http://vibiznews.com/feed/

Speak Your Mind

*

*