Produksi Industri dan Investasi Aset Tetap April Tiongkok Melambat

Produksi industri dan pertumbuhan investasi aset tetap Tiongkok menurun lebih dari yang diperkirakan pada bulan April, menambah tanda-tanda bahwa momentum ekonomi terbesar kedua di dunia melambat dari awal yang kuat di kuartal pertama.

Data aktivitas yang lemah, dikombinasikan dengan pertumbuhan sektor manufaktur yang lemah dan melambatnya inflasi harga produsen, memperkuat pandangan analis bahwa ekspansi ekonomi Tiongkok tetap solid namun mulai melemah.

Produksi industri naik 6,5 persen pada April dari tahun sebelumnya, sementara investasi fixed-asset tumbuh 8,9 persen dalam empat bulan pertama tahun ini, keduanya lebih buruk dari ekspektasi, demikian Biro Statistik Nasional mengatakan pada hari Senin (15/05).

Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan produksi industri akan tumbuh sebesar 7,1 persen pada April, turun dari 7,6 persen bulan Maret.

Pertumbuhan produksi melambat pada harga baja dan harga bijih besi yang jatuh di tengah kekhawatiran meningkatnya persediaan setelah pabrik-pabrik Tiongkok mengeluarkan sebanyak mungkin logam untuk mendorong produksi pabrik sampai yang tertinggi sejak Desember 2014.

Investasi aset tetap diperkirakan tumbuh 9,1 persen selama empat bulan pertama tahun ini, turun dari 9,2 persen pada Januari-Maret.

 

Pertumbuhan investasi swasta melambat menjadi 6,9 persen pada periode Januari-April dari 7,7 persen pada kuartal pertama, menunjukkan bahwa perusahaan swasta kecil dan menengah masih menghadapi tantangan dalam mengakses investasi-keuangan.

Investasi swasta menyumbang sekitar 60 persen dari keseluruhan investasi di Tiongkok.

Dengan pertumbuhan yang nyaman di atas target tahun ini sekitar 6,5 persen, para pembuat kebijakan Tiongkok telah mengalihkan fokus mereka untuk mengekang risiko keuangan dan menghentikan aktivitas spekulatif di pasar properti.

Biro Statistik Nasional Tiongkok mengatakan pada hari Senin bahwa lebih banyak faktor positif terlihat pada ekonomi pada bulan April, meskipun masih ada masalah struktural.

Pertumbuhan ekonomi kuartal pertama negara itu masuk lebih cepat dari perkiraan 6,9 persen, tercepat sejak 2015 pada pengeluaran infrastruktur pemerintah yang lebih tinggi dan ledakan properti yang menentang gravitasi.

Tiongkok telah memangkas target pertumbuhan ekonominya menjadi sekitar 6,5 persen tahun ini untuk memberi ruang bagi para pembuat kebijakan untuk mendorong reformasi yang menekan dan menahan risiko finansial setelah bertahun-tahun mengalami stimulus pendorong.

Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center 
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*