Presiden tegaskan uang NKRI simbol kedaulatan

Jakarta (ANTARA News) – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan pemberlakuan rupiah kertas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menegaskan bahwa mata uang itu ada;aj salah satu simbol kedaulatan negara.

“Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-69 tanggal 17 Agustus 2014, berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2011 tentang Mata Uang, Pemerintah bersama Bank Indonesia mengumumkan bahwa rupiah kertas NKRI dengan pecahan Rp100.000 tahun emisi 2014 dinyatakan mulai diberlakukan, dikeluarkan dan diedarkan di seluruh Indonesia,” kata Presiden di Jakarta, Jumat.

Ketika menyampaikan RAPBN 2015 dan Nota Keuangannya dalam sidang paripurna DPR RI, Presiden mengatakan mata uang NKRI itu harus dihormati dan dibanggakan oleh seluruh warga negara Indonesia.

Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia menjelaskan bahwa secara umum, desain uang rupiah kertas pecahan Rp100.000 tahun emisi 2014 itu tidak berubah signifikan dari uang dengan tahun emisi 2004 yang beredar saat ini.

Selain ada tanda tangan Menkeu, perbedaan utama antara lain pada uang baru itu adalah frasa “Negara Kesatuan Republik Indonesia” pada bagian muka dan belakang uang.

Dia mengatakan, dengan demikian, sudah menjadi kewajiban seluruh rakyat Indonesia untuk menggunakan uang rupiah dalam setiap transaksi di wilayah NKRI, termasuk di daerah terpencil dan daerah terluar Indonesia.

Penghargaan warga negara Indonesia pada mata uangnya sendiri akan mendorong berdaulatnya rupiah di negeri sendiri, untuk kemudian membuat rupiah sejajar dengan mata uang utama dunia lainnya.

Setelah pengeluaran uang rupiah kertas pecahan Rp100.000 tahun emisi 2014, pengeluaran uang untuk pecahan lainnya dengan ciri-ciri umum sebagaimana diatur dalam UU Mata Uang akan dilakukan secara bertahap.

Uang rupiah kertas pecahan Rp100.000 tahun emisi 2004 masih tetap berlaku sepanjang belum dicabut dan ditarik dari peredaran.

Editor: Jafar M Sidik

COPYRIGHT © 2014


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Moneter

Speak Your Mind

*

*